Kecolongan di Pilpres 2024, Ini Strategi PDIP Bendung 'Prabowo Effect' di Pilgub Bali
Efek Prabowo yang menang pada Pilpres 2024 pun membayang-bayangi PDIP di Pilkada Bali 2024.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) merasa kecolongan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 karena jagoannya calon presiden dan wakil presiden, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, kalah melawan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Bali.
Padahal sejak pemilu legislatif di era reformasi digelar pada 1999 hingga 2024, PDIP selalu menang di Pulau Dewata.
Begitu pun sejak pilpres langsung digelar pada 2004 hingga 2024, baru pada Pilpres 2024 calon yang diusung PDIP kalah di Bali.
Pada Pilpres 2004, pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi yang diusung PDIP berhasil mengalahkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) di Bali.
Pada Pilpres 2009, pasangan Megawati-Prabowo yang diusung PDIP berhasil unggul di Bali mengalahkan pasangan SBY-Boediono.
Begitu pun pada Pilpres 2014, pasangan yang diusung PDIP yakni Joko Widodo-JK unggul di Bali mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa, dan kemenangan itu berlanjut pada Pilpres 2019 di mana pasangan Jokowi-Maruf Amin yang diusung PDIP berhasil menaklukkan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno di Pulau Dewata.
Baru pada Pilpres 2024, pasangan yang diusung PDIP yakni Ganjar-Mahfud tersungkur dari pasangan Prabowo-Gibran.
Padahal Bali adalah kandang banteng sejak Pemilu 1999 hingga kini.
Sebab itu "Prabowo effect" atau efek Prabowo yang menang pada Pilpres 2024 pun membayang-bayangi PDIP di Pilkada Bali 2024.
Ada kekhawatiran jagoan PDIP akan kalah dari jagoan Partai Gerindra yang ketua umumnya adalah Prabowo.
Pada Pilgub Bali 2024, PDIP mengusung pasangan calon gubernur-wakil gubernur, I Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta.
Koster adalah petahana Gubernur Bali 2018-2023, sedangkan Giri Prasta adalah Bupati Badung periode 2016-2021 dan 2021-sekarang.
Selain PDIP, Koster-Giri Prasta didukung tujuh partai politik lainnya yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Buruh, Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Ummat.
Gabungan partai pendukung Koster-Giri ini memiliki perolehan suara sah sebanyak 548.386 di Pemilu 2024.
Koster-Giri akan berhadapan dengan pasangan Made Muliawan Arya alias De Gadjah dan Putu Agus Suradnyana (PAS) di Pilgub Bali 2024.
De Gadjah-PAS maju setelah mengantongi dukungan dari Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Nasdem, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Jika ditotal, gabungan partai yang mendukung De Gadjah-PAS memperoleh 969.601 suara di Pemilu 2024.
Ketua Tim Pemenangan Wayan Koster-Giri Prasta di Pilgub Bali 2024 untuk Kabupaten Tabanan I Made Urip tidak memungkiri adanya potensi "Prabowo effect" yang bisa mengancam jagoannya di Pilgub Bali 2024.
Sebab itu, MU panggilan akrabnya meminta seluruh kader dan jajarannya tidak terlena dengan kemenangan PDIP di Bali pada Pemilu 2024.
"Apalagi seperti di Pilpres, dalam Pilkada yang lebih berbicara adalah sosok atau figur calon yang ditopang oleh elektabilitasnya," kata MU yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP sekaligus Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bali saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Kemenangan PDIP di Bali pada Pemilu 2024 disebut MU cukup dijadikan sebagai modal saja, di samping elektabilitas Koster-Giri.
"Selebihnya adalah strategi politik yang jitu untuk merebut hati rakyat Bali, khususnya Kabupaten Tabanan," jelas MU yang sudah lima periode berturut-turut sejak 1999 duduk di Senayan.
Diketahui, dalam survei berbagai lembaga, elektabilitas atau tingkat keterpilihan Koster dan Giri Prasta sama-sama menempati posisi teratas secara bergantian.
Ketika keduanya dipasangkan sebagai cagub-cawagub, di atas kertas potensi kemenangan Koster-Giri tak terbendung.
"Tapi kita jangan terbuai dengan hasil survei yang mestinya cukup menjadi patokan saja. Yang lebih menentukan adalah gerakan di lapangan," kata MU.
Pria "low profile" ini kemudian mengajak seluruh kader dan jajarannya di Bali, khususnya Tabanan, untuk tetap solid bahkan merapatkan barisan demi memenangkan Koster-Giri di Pulau Dewata pada Pilkada 2024 yang akan digelar pada 27 November mendatang.
"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh," tukas MU.
Namun, saat ditanya strategi semacam apa yang akan diterapkan PDIP di Pilgub Bali 2024 untuk memenangkan Koster-Giri sekaligus membendung "Prabowo effect", secara diplomatis MU menepis.
"Namanya saja strategi, ya tidak boleh dibocorkan. Kalau dibocorkan, namanya bukan strategi lagi, karena akan diantisipasi bahkan dicontek pihak lawan," cetusnya.
"Strategi adalah senjata utama dalam perang," tandas MU mengutip adagium Sun Tzu (544-496 SM), filsuf, jenderal sekaligus ahli strategi perang dari Tiongkok kuno yang menulis buku "The Art of War' (Seni Berperang).