Pakar Sebut Kampanye Cagub Belum Menyentuh Masalah Utama Jakarta
Masalah utama Jakarta adalah banjir, kemacetan, dan pengelolaan sampah yang hingga kini belum terselesaikan.
Penulis: willy Widianto
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pakar Sebut Kampanye Cagub Belum Menyentuh Masalah Utama Jakarta
Willy Widianto/Tribunews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai kampanye yang dilakukan calon gubernur DKI Jakarta belum menyentuh masalah utama yang terjadi di kota metropolitan saat ini.
Menurutnya masalah utama Jakarta adalah banjir, kemacetan, dan pengelolaan sampah yang hingga kini belum terselesaikan.
Seharusnya kata Karyono program-program yang ditawarkan pasangan calon seharusnya berfokus pada isu-isu mendasar yang menjadi kebutuhan mendesak warga Jakarta.
Baca juga: Setelah Suswono, Kini Ridwan Kamil Minta Maaf soal Pernyataan Singgung Janda
Dalam penilaian Karyono, persoalan banjir dan kemacetan adalah pekerjaan rumah lintas gubernur yang hingga kini belum tuntas.
Isu ini menurut dia, lebih mendesak dari masalah lain semisal program santunan untuk janda yang tengah ramai menjadi polemik.
“Kalau kita bicara Jakarta, tentu yang mendesak harus dibenahi adalah masalah banjir, kemacetan, dan tata kelola. Itu yang terpenting. Santunan untuk janda bukan prioritas utama,” ujar Karyono kepada wartawan, Jumat(22/11/2024).
Terkait polemik wacana program tersebut, menurut Karyono, program santunan janda lebih sebagai upaya untuk menarik simpati segmen tertentu masyarakat, khususnya perempuan kepala keluarga.
“Program ini bisa jadi sekadar gimmick politik untuk mendulang suara,” ujarnya.
Program santunan janda ini, tambahnya, juga belum memiliki rincian yang jelas terkait mekanisme pelaksanaannya, termasuk sumber pendanaan dan sasaran penerima.
Program ini pun tak punya dasar hukum yang memadai.
Hingga kini belum ada penjelasan rinci mengenai kriteria penerima dan bagaimana program ini akan dijalankan.
Program ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan penyalahgunaan dana publik. Bantuan semacam ini rentan digunakan sebagai alat politik praktis, tanpa memperhatikan efisiensi dan dampaknya bagi kesejahteraan umum.
Karyono menekankan bahwa program-program populis seperti santunan janda seharusnya tidak mengalihkan perhatian dari masalah fundamental yang belum terselesaikan.
“Banjir dan kemacetan adalah tantangan nyata yang berdampak luas pada kehidupan warga Jakarta. Seharusnya itu yang menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa setiap pasangan calon memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa program yang ditawarkan memiliki dampak jangka panjang, bukan sekadar untuk meraih simpati jangka pendek.
“Jakarta butuh solusi nyata, bukan janji-janji kosong. Kalau tidak, ini hanya akan menjadi bagian dari siklus masalah yang terus berulang tanpa penyelesaian,” kata Karyono.
Program ini juga berisiko menjadi beban bagi anggaran daerah tanpa memberikan manfaat yang signifikan. Padahal warga Jakarta tentu mengharapkan solusi yang lebih konkret dan komprehensif atas permasalahan utama kota ini, seperti banjir dan kemacetan.
Tanpa komitmen yang jelas untuk menyelesaikan isu-isu tersebut, program-program populis seperti santunan janda tidak akan memberikan perubahan berarti bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.