PDIP: Jawa Tengah Sekarang Bukan Kandang Banteng tapi Kandang Bansos dan Partai Cokelat
Jawa Tengah (Jateng) selama ini dikenal sebagai "kandang banteng" atau penghasil suara terbesar bagi PDI Perjuangan (PDIP) di pemilu.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Jawa Tengah (Jateng) selama ini dikenal sebagai "kandang banteng" atau penghasil suara terbesar bagi PDI Perjuangan (PDIP) di pemilu.
Jateng banyak menyumbangkan suara untuk partai berlambang banteng itu, baik dalam pemilu legislatif (pileg) maupun pemilu presiden (pilpres).
Tetapi, PDIP justru mengklaim bahwa saat ini Jateng bukanlah kandang banteng lagi buntut Pilkada 2024.
Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, mengklaim, saat ini Jateng adalah kandang bantuan sosial (bansos) dan parcok atau partai cokelat.
Diketahui, partai cokelat diasosiasikan dengan dugaan pengerahan aparat kepolisian untuk suara di Pilkada serentak 2024.
"Sekarang rekan-rekan wartawan semua mulai hari ini bisa menyebut Jawa Tengah bukan sebagai kandang banteng lagi. Tapi sebagai kandang bansos dan parcok (partai cokelat)," kata Ketua DPP PDI-P Deddy Sitorus di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (28/11/2024).
"Jadi jangan lagi sebut Jawa Tengah sebagai kandang banteng, tetapi sebagai kandang bansos dan parcok," ujarnya.
Deddy mengatakan, saat ini kandang banteng justru di DKI Jakarta.
"Jadi dari Jawa Tengah, PDI Perjuangan kandangnya sekarang di ibu kota Jakarta," sebut Deddy.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP juga menyatakan keresahan pada Pilkada Jateng 2024.
Megawati mengaku sangat mengenal baik wilayah tersebut di mana dirinya pernah terpilih sebagai anggota DPR RI dari Jateng sebanyak tiga kali.
Baca juga: Daftar Hasil Quick Count dan Real Count Pilkada Jakarta, Jabar, Banten, Jateng, dan Jatim
"Jawa Tengah bukan hanya 'kandang banteng', namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme," ucap Megawati dikutip dari YouTube PDIP, Rabu (27/11/2024).
Ia menilai, energi serta pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader PDIP yang militan mestinya tak terkalahkan jika pilkada dilakukan secara jujur dan berkeadilan.
"Namun dalam situasi ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, maka yang terjadi adalah pembungkaman."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.