Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dzakir Anak Semarang Penemu 'Bug' Google Asah Kemampuan Hacking di Angkringan

Abdullah Mudzakir alias Dzakir, siswa SMKN 8 Semarang menemukan bug atau celah kerentanan di Google, diganjar hadiah US$ 5.000.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Dzakir Anak Semarang Penemu 'Bug' Google Asah Kemampuan Hacking di Angkringan
Foto McAfee Blog
Ilustrasi hackers (peretas) internet. Seorang anak Semarang bernama Abdullah Mudzakir alias Dzakir diberi hadiah Google karena menemukan bug atau istilah untuk menyebut celah kerentanan keamanan sistem. 

Ia diajak main ke kantor tersebut, kemudian mendapatkan penghargaan sebagai hadiah pertamanya menjadi bug bounty atau pencari celah keamanan sistem.

Kemudian ia merambah ke perusahaan Indonesia dan perusahaan di mancanegara, dan ia pun tertantang mencari celah keamanan Google.

Bercerita tentang pengalamannya melaporkan celah keamanan di Google, ia sudah lakukan sejak akhir 2020, tapi baru diterima 2021.

"Lapor di Google sudah 5 kali, tapi yang 4 ditolak karena dianggap tidak valid," ujar Dzakir.

Ia terus mencari dan melaporkan temuannya dengan bantuan rekannya dan akhirnya mendapatkan jawaban dari Google.

Laporan terakhir sempat ditolak karena Google tidak memahami temuannya di sistem mereka.

Silang pendapat terjadi, dan akhirnya bug baru temuan Dzakir rupanya jarang ditemukan bug hunter lain.

BERITA TERKAIT

"Debat hingga setengah bulan untuk menjelaskan bug itu valid dan bisa diterima, akhirnya mendapatkan hadiah $ 5.000," tambah Dzakir.

Hingga pada 2022, kerentanan yang ia temukan menjadi kerentanan terbaik yang ditemukan dalam kategori abusing feature sebagai best vulnerabilty abusing feature.

Ia diberi kesempatan diwawancarai tim security engineering Google.

Dzakir juga mempelajari bidang lain selain bug bounty sebagai lomba Capture of Flag (CTF).

Ilustrasi Google -
Ilustrasi Google - (theconversation.com)

Ini lomba hacking dengan beberapa kategori seperti digital forensic, binary exploitation, reverse engineering, open source intelligence, web exploitation, miscellaneous, hingga cryptography.

Kali pertama mengikuti lomba CTF tahun 2020 yang dikelola oleh Kompetisi Komunitas Siber (KKS) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

"Di waktu awal lomba tidak dapat juara di tahun 2020, tahun 2021 KKS TNI AD memperoleh juara 2 dengan skala internasional," ucap Dzakir.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas