Arindi Putry Konawe "Si Jemari Magic" Lihai Mainkan Musik Remix
Arindi Putri mengokohkan dirinya sebagai perempuan muda musisi energik dari Konawe Sulawesi Tenggara. Ia memiliki nama panggung Arindi Putry Konawe.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Mengenakan kerudung cokelat muda, baju hitam lengan panjang, kedua tangan gadis itu terlihat sangat gesit memainkan tuts-tuts dua kibor di depannya.
Nada-nada yang dimainkan remix cepat, bertenaga, melengking-lengking. Jemari kanan dan kirinya sama piawainya memencet-mencet tuts alat musik itu.
Sementara belasan atau puluhan orang menonton, merubungnya, sembari mengabadikan aksi gadis berparas cantik itu menggunakan telepon seluler.
Di latar belakang, di sebuah lapangan terbuka, sekelompok muda-mudi bergandengan sembari dansa-dansi bergoyang dalam gerakan teratur seusai alunan musik.
Itulah sepenggal rekaman aksi Arindi Putri tiga tahun lalu di Morowali, Sulawesi Tengah, yang di kanal You Tube sudah menorehkan 13 juta tayangan hingga Rabu (29/3/2023).
Rekor bagi musisi muda daerah yang menggunakan nama panggung Arindi Putry Konawe. Arindi memang dilahirkan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Saat ini sudah tak lagi gadis karena 5 Maret 2023 telah menikah dengan seorang anggota TNI, dan kini menetap di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Viralnya Arindi di media sosial bermula ketika dirinya mengupload video saat bermain keyboard di Lambuya, Kabupaten Konawe.
Viewsnya tembus hingga 1 juta hanya dalam dua hari tayangan.
Berawal dari situ, akhirnya Arindi banyak dilirik dan diundang berbagai stasiun telebisi dan media, yang segera melambungkan namanya.
Banyak perubahan yang dirasa Arindi setelah viral, salah satunya lebih dikenal banyak orang dari luar daerah.
Nama Konawe yang disematkan di belakang nama kanal YouTube-nya merupakan ide dari pamannya, agar lebih unik dan nama daerahnya yakni Konawe bisa dikenal orang banyak.
Arindi menuturkan, awal mula belajar bermain keyboard saat ia melihat ayahnya memainkan kibor pada usia 5 tahun.
Rasa ingin tahu yang besar saat itu, mengantarkan ayah Arindi memperkenalkannya not-not, kemudian melodi.