Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Simbol Kerajaan di Cawan Emas, Pemiliknya Diduga Dyah Bunga dan Cri Spi

Dyah Bunga dan Cri Spi diduga pemilik harta karun emas masa Kerajaan Mataram Kuno temuan di situs Wonoboyo Klaten pada 17 Oktober 1990.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Ada Simbol Kerajaan di Cawan Emas, Pemiliknya Diduga Dyah Bunga dan Cri Spi
TRIBUNNEWS/SETYA KRISNA SUMARGA
Kalung emas ini bagian temuan harta karun emas Wonoboyo dan diyakini kalung untuk tokoh selevel raja/ratu atau bangsawan sangat tinggi di Kerajaan Mataram Kuno. Koleksi ini dipajang di lantai empat Museum Nasional Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA – Dua pakar sejarah klasik UGM, Prof Dr Timbul Haryono dan Dr Riboet Darmosutopo berupaya memecahkan misteri besar itu lewat kajian arkeologi dan epigrafi.

Timbul Haryono menguasai arkeologinya, sedangkan Riboet Darmosutopo dikenal pakar epigrafi Jawa kuno.

Pertanyaan mendasar tentang harta karun emas Wonoboyo adalah benda-benda tak berbatas nilainya itu milik siapa?

Dari masa kapan? Era siapa kok letak penemuan tak jauh dari komplek percandian Hindu-Buddha di Prambanan dan Plaosan?

Kesimpulan awal dari Timbul, benda-benda yang nyaris semua terbuat dari emas murni itu berasal dari kehidupan abad IX.

Sebagian merupakan benda regalia, simbol kerajaan. Secara produk, teknologi pembuatan sangat bagus untuk masa itu.

Baca juga: Proyek Tol Solo-Jogja Singkap Jejak Lama Harta Karun Emas Wonoboyo

Baca juga: Inilah Harta Karun Emas Mataram Kuno dari Situs Wonoboyo Klaten

Timbul juga menyodorkan konklusi awal, benda-benda itu jenis barang perhiasan dan alat kelengkapan upacara kalangan elit kerajaan. Bahkan kemungkinan kepunyaan langsung raja yang berkuasa.

Berita Rekomendasi

Ini periode penting masa Mataram Kuno, terentang panjang sejak masa Rakai Panangkaran, Rakai Pikatan Dyah Saladu, Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala, hingga Rakai Watukura Dyah Balitung.

Masa panjang itu diwarnai konflik perebutan kekuasan di kalangan para pemuka Mataram Kuno.

Sedangkan Riboet Darmosutopo dalam pembacaannya terhadap inskripsi atau aksara-aksara pendek yang dipahat di sejumlah barang temuan, didapati petunjuk penting mengarah ke pemilik harta karun spektakuler itu.

Riboet mengarahkan telunjuk ke benda paling menyolok, yaitu serupa mangkuk emas berbobot 237,100 gram.

Di salah satu bagian mangkuk itu terdapat tulisan dalam aksara Jawa Kuno, berbunyi "Saragi Dyah Bunga".

Cawan emas berukir adegan Ramayana ini bagian dari penemuan harta karun emas Wonoboyo pada 17 Oktober 1990 oleh warga setempat. Harta karun nasional ini kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Cawan emas berukir adegan Ramayana ini bagian dari penemuan harta karun emas Wonoboyo pada 17 Oktober 1990 oleh warga setempat. Harta karun nasional ini kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. (TRIBUNNEWS/SETYA KRISNA SUMARGA)

Kata "saragi" dapat diartikan satuan kelompok, misalnya seperangkat alat minum, satu stel pakaian dan lain-lain. Karena itu frasa "saragi dyah bunga" bisa diintrepretasi seperangkat alat milik Dyah Bunga.

Dyah adalah artikel untuk garbhanama seorang bangsawan, seperti halnya artikel 'pu".

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas