Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPAI Tolak Solusi Relokasi Sekolah Atasi Tawuran

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menolak adanya wacana relokasi sekolah guna penyelesaian tawuran antara SMAN 6 dan SMAN 70.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-in KPAI Tolak Solusi Relokasi Sekolah Atasi Tawuran
Abdul Qodir/Tribunnews.com
Siswa SMA 6 dan SMA 70 Jakarta melakukan rekonsiliasi di kantor Walikota Jakarta Selatan, Kamis (27/9/2012). Rekonsiliasi dilakukan menyusul tawuran siswa kedua SMA yang menelan korban jiwa, Alawy Yusianto Putra (15), di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, pada Senin (24/9/2012). 

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menolak adanya wacana relokasi sekolah guna penyelesaian tawuran antara SMAN 6 dan SMAN 70.

Menurut KPAI, tindakan tersebut justru menjauhkan anak-anak dari tempat pendidikan.

"KPAI menolak keras peyelesaian kasus tawuran dengan relokasi. Jika ada relokasi akan ada kehilangan kesempatan anak untuk mendapatkan pendidikan. Yang harus dilakukan justru mengamankan sekolah dari zona (daerah tawuran) itu."

"Butuh strong leadership (kepemimpinan yang kuat) dan keberanian untuk mengamankan zona aman tersebut," ujar Asrorun Ni'am Sholeh, Ketua Divisi Sosialisasi KPAI, kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (27/9/2012).

Dikatakan Asrorun, sebenarnya ada aturan zona dalam pembangunan. Misalnya, hunian dekat dengan fasilitas umum misalnya pendidikan.

Hal senada diutarakan Badriyah Fayumi. Ketua KPAI tersebut mengatakan, pihaknya kurang setuju adanya solusi dengan peleburan sekolah.

Berita Rekomendasi

"Dikit-dikit peleburan. Ada tawuran peleburan. Kita nggak tahu apakah itu sengaja dibuat tawuran sehingga ketika peleburan dibangunlah sentra ekonomi," ujarnya.

KPAI sepakat agar aparat hukum bekerja aktif untuk menelusuri motif-motif di balik kerapnya tawuran antarsekolah.

"Aparat hukum perlu menelusuri adanya kemungkinan spekulasi dan rumor tentang aspek bisnis dan kepentingan kapital di balik kasus tawuran dan kekerasan di beberapa sekolah," tambah Asrorun.

KLIK JUGA:

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas