Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengurus Wihara: Semua Etnis Boleh Rayakan Tahun Baru Imlek

Kepala Pengurus Wihara Dharma Jaya Toasebio di kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, Andi, mengatakan, semua etnis boleh merayakan Tahun Baru Imlek

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Pengurus Wihara: Semua Etnis Boleh Rayakan Tahun Baru Imlek
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Kondisi berantakan terlihat di dalam Wihara Toasebio, Jalan Kemenangan, Petak Sembilan, Jakarta Barat, Rabu (23/1/2013). Banjir yang melanda Glodok dan sekitarnya berimbas terendamnya Wihara yang ada di Petak Sembilan. Aktivitas berdoa pun terpaksa dihentikan menunggu banjir surut. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

TRIBUNNEWS.COM— Kepala Pengurus Wihara Dharma Jaya Toasebio di kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, Andi, mengatakan, semua etnis boleh merayakan Tahun Baru Imlek yang merupakan tradisi kebudayaan turun-temurun warga China.

"Semua etnis boleh merayakan Imlek karena ini merupakan kebudayaan tradisional China. Sama saja dengan merayakan tahun baru nasional," kata Kepala Pengurus Wihara Dharma Jaya Toasebio, Andi, di Jakarta, Rabu (6/2/2013).

Dia mengatakan, makna Imlek merupakan perayaan pergantian musim dari musim dingin menuju musim semi, ketika semua pohon akan kembali bermekaran, dan menandakan adanya kehidupan baru.

Menurut Andi, pada umumnya Imlek dirayakan umat Buddha. Namun, seiring perkembangan zaman, Imlek sudah dinilai sebagai tradisi kebudayaan sehingga etnis Tionghoa dari bermacam agama tetap merayakannya.

Dia menjelaskan, Imlek kali ini merupakan pergantian tahun dari tahun naga menjadi ular air. Menurutnya, tidak ada makna khusus dari simbol-simbol hewan di setiap perayaan Imlek. "Hewan-hewan itu hanya merupakan shio. Tidak ada makna khusus," kata dia.

Pada malam hari sebelum Imlek, menurut dia, biasanya warga Tionghoa melakukan sembahyang di wihara untuk meminta berkah dari ratusan dewa kepercayaan China. Biasanya, kata dia, warga yang datang ke wihara di Glodok tidak hanya dari Jakarta, tetapi dari mana saja karena Glodok merupakan kawasan pecinan.

Dia memprediksikan pada Sabtu (9/2/2013) malam atau menjelang pergantian Tahun Baru Imlek, warga Jabodetabek akan memadati kawasan pecinan di Glodok, Jakarta Barat, untuk bersembahyang di wihara.

Berita Rekomendasi

Anggota Wihara Dharma Jaya Toasebio Komari menjelaskan bahwa ritual sembahyang menyambut Tahun Baru Imlek kerap disalahsartikan dengan menyembah makhluk gaib yang ada dalam patung-patung dewa. Menurutnya, hal itu tidak benar.

Komari menjelaskan, menurut kepercayaan etnis Tionghoa, dewa-dewa kepercayaan China berjumlah lebih dari 400. Dewa-dewa tersebut dipercaya sebagai wali yang diutus oleh Sang Pencipta untuk menebar kebaikan di muka bumi.

"Dewa-dewa ini wujudnya manusia seperti wali, dia diperintahkan menebar kebaikan. Nah, patung-patung yang ada di sini itu hanya simbol atau figur agar umat ingat sosok para walinya. Jadi, bukan kami menyembah setan, kami tetap menyembah Tuhan," kata Komari.

Dia mengatakan, masing-masing dewa diberikan tugas masing-masing, antara lain menebar kebaikan di bidang rezeki, usaha, kesehatan, dan kemakmuran.

Komari mengatakan, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan pengurus wihara dalam menyambut Imlek. Pihaknya hanya memasang beberapa lampion dan membersihkan wihara.

"Sama saja seperti tahun lalu, cuma bersih-bersih dan pasang lampion. Karena lampion kan ciri khas Imlek," kata dia.

Imlek akan jatuh pada tanggal 10 Februari 2013. Berdasarkan penanggalan China, Imlek tahun ini merupakan yang ke-2564.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas