Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPAI kunjungi Peserta UN di Mapolres Jakarta Timur

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengunjungi tiga peserta UN, yang ditahan di Mapolres Jakarta Timur, Rabu (17/4/2013).

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in KPAI kunjungi Peserta UN di Mapolres Jakarta Timur
Tribunnews.com/Wahyu Aji

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ketiga pelaksanaan Ujian Nasional (UN) mata pelajaran matematika, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengunjungi tiga peserta UN, yang ditahan di Mapolres Jakarta Timur, Rabu (17/4/2013).

Geovani (19), Muryamin (20), dan Fahrurozi (18), 3 tahanan dengan kasus kekerasan seksual dan narkotika ini mengaku senang mendapatkan perhatian, walaupun terpaksa mengikuti ujian menggunakan baju tahanan.

Disebuah ruangan khusus yang berada di lantai enam Mapolres Jakarta Timur, ketiga peserta ujian duduk berbaris kebelakang. Didampingi Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Jaktim Kompol Endang, Kepala Satuan Tahanan dan Barang Bukti Polres Jakarta Timur, Kompol Suharto, tim pemantau dari Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Ketua Divisi Pengawasan KPAI M. Ichsan, para tahanan itu mengerjakan soal selama dua jam.

Menurut Ichsan, UN adalah hak seluruh warga negara Indonesia. Bahkan, para tersangka yang masih dibawah umur. Hal tersebut pun diatur dalam Undang-undang perlindungan anak.

"Jadi kami berkoordinasi dengan Kapolres kemarin. Semua berjalan baik dan kami melihat langsung ke lapangan. Mudah-mudahan di semua tempat seperti tahanan kepolisian, lapas, juga mengalami hal yang sama," kata Ichsan kepada wartawan, Rabu (17/4/2013).

Sebelumnya, Kepala Polres Jakarta Timur, Komisaris Besar Mulyadi Kaharni akan memberikan hadiah jika mereka berhasil lulus UN.

"Saya akan memberikan hadiah, sebagai motivasi mereka agar semangat belajar dan mengerjakan UN," kata Mulyadi.

Rencananya, kata Mulyadi, hadiah yang akan diberikannya berupa alat ibadah yakni sarung, baju koko, dan sajadah. "Kebetulan mereka semua beragama Islam," kata Mulyadi.

Mulyadi mengatakan memilih perangkat ibadah sebagai kado agar tahanan yang berusia muda itu dan terjerat kasus pidana itu mengingat kepada Tuhan. Diharapkan setelah menjalani masa hukuman, mereka tidak akan mengulanginya dan justru menjadi manusia berguna dan berprestasi.

"Supaya mereka peduli dengan masa depan mereka sendiri," kata Mulyadi.

Menurut Mulyadi, fasilitas belajar yang seadaanya dan kondisi psikologi tahanan anak membuat mereka berat menghadapi ujian nasional. Karenanya, Polres Jakarta Timur ikut membantu ketiga tahanan anak untuk melengkapi keperluan materi belajar dengan meminta sekolah mengirimkan guru yang bersedia memberi les privat kepada mereka.

"Keluarga juga membawakan buku pelajaran yang dibutuhkan," kata Mulyadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas