Komnas Anak Kecam Pelarangan Lagu Anak 'Pemimpin Idola'
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, mengecam adanya pelarangan terhadap lagu
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, mengecam adanya pelarangan terhadap lagu anak berjudul "Pemimpin Idola" yang dinyanyikan dua orang penyanyi anak yakni Ratu Imut (9) dan Afifah Yassin (9).
Menurut Arist, tidak ada yang salah dengan lagu itu dan justru sangat mendidik anak untuk memiliki jiwa pemimpin dan anti korupsi.
"Kalau lagu anak yang kritis seperti ini dilarang, maka hak anak diabaikan. Padahal anak punya hak didengar pendapatnya," kata Arist saat bertemu penyanyi anak Ratu Imut yang ditemani manajernya Zandre Badak, di Kantor Komnas PA di Jalan TB Simatupang, Pasarrebo, Jakarta Timur, Kamis (25/4/2013).
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu lagi berjudul "Pemimpin Idola" ciptaan Kak Nunuk yang berupa single dan dinyanyikan oleh dua penyanyi anak yakni Ratu Imur dan Afifaj Yassin sempat menjadi polemik dan dilarang sejumlah pihak.
Bahkan, Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Wahyu Hartono dengan tegas melarang beredarnya lagu itu saat memanggil pencipta lagu Kak Nunuk dan Zandre Badak manajer penyanyi anak Ratu Imut.
Arist menjelaskan Komnas PA mendukung pendidikan anak untuk anti korupsi sejak dini. Dan hal itu tercermin dalam lagu "Pemimpin Idola" ini. "Di sini ada budaya anti korupsi, kepada anak. Jadi saya rasa sangat baik," kata Arist.
Menurut Arist, lagu kritik sosial yang dinyanyikan anak atau lagu anak bertema kritik sosial, harus didukung dan bukan dilarang.
"Kalau dilarang akan jadi preseden buruk bagi lagu anak yang bermutu. Sementara lagu cinta-cintaan bebas beredar dan dikonsumsi anak, bahkan lagu cinta-cintaan itu dinyanyikan anak. Itu yang harusnya dikecam dan dilarang," papar Arist.
Menurut Arist, lagu anak yang mengkritisi pemerintah harus diartikan positif dan bukan dianggap sebagai musuh. "Harus dilihat sebagai suara anak yang cerdas dan kritis. Bukankah ini baik?," kata Arist.
Zandre Badak, manajer Ratu Imut menegaskan, setelah bertemu Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Wahyu Hartono, beberapa waktu lalu ada beberapa poin terutama di lirik lagu yang dianggap tak pantas dinyanyikan dan didengarkan pada anak.
"Yang dianggap polemik syair-syairnya. Misalnya 'pilih saja aku sebagai pemimpin', seperti sedang pemilu. Terus ada kata-kata koruptor, terus kata-kata taman berubah jadi gedung dan tergenang air, katanya gak pantas bagi anak," kata Zandre.
Sementara Ratu Imut mengaku lagu yang dinyanyikannya berirama ceria dan sangat menggugah anak-anak untuk benci korupsi. Selain itu lagu ini memotivasi anak untuk mampu memiliki jiwa pemimpin yang jujur dan baik hati.
"Soalnya anak-anak juga tahu loh, kalau banyak koruptor sekarang. Dan anak-anak benci sama koruptor," kata Ratu Imut polos.
Karenanya Ratu Imut berharap lagu yang dinyanyikannya bisa diterima semua pihak terutama anak-anak dan bukan dilarang. "Saya sedih kalau lagunya dilarang," kata Ratu Imut.(bum)
Lirik Lagu 'Pemimpin Idola' Ciptaan Kak Nunuk
Seperti teman-teman ku, aku punya cita-cita
Ingin menjadi seorang pemimpin idola
Saat ini, aku mulai belajar jadi pemimpin
Pemimpin di kelasku, namanya ketua kelas
Saat ku sudah besar, aku ini pemimpin idola
Tak mau berjanji, apalagi janji manis
Lebih baik aku bekerja dengan kejujuran
Kalau tidak jujur, itu namanya koruptor
Aku ingin bertanya, pada para pemimpin negeri ini
Dimanakah tempat, aku dapat bermain lagi
Semua taman, telah hilang berganti gedung
Dan di musim hujan, rumahku tergenang air
Reff
Pilih saja aku sebagai pemimpin
Tidak banyak yang akan aku omongin
Jangan janji-janji tapi masuk angin
Kerjalah kerja dengan kejujuran