Curhat Penggemar Ustadz Uje: Beliau Pergi Begitu Cepat
Tenda merah berukuran 5 x 5 meter menjadi tempat berlindung para penziarah dari air hujan
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Hujan deras yang mengguyur Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Tengsing, Tanah Abang, Jakarta Pusat tidak menyurutkan para penziarah datang ke makam Ustadz Jeffry Al Buchori.
Tenda merah berukuran 5 x 5 meter menjadi tempat berlindung para penziarah dari air hujan. Tenda tesebut memang dipasang tepat di atas makam almarhum Ustadz Jeffry sejak dari kemarin. Para penziarah pun tetap khusyuk berdoa di atas makam pria yang akrab dipanggil Uje tersebut.
Di tengah kerumunan orang terlihat seorang wanita. Tampak sedang bersedih sambil memegang nisan almarhum Uje. Ida namanya.
Wanita berusia 35 tahun asal Kalimantan Selatan tersebut sengaja datang ke tempat peristirahatan Uje terakhir hanya untuk berdoa meskipun mata kirinya sedang sakit dan masih ditutup perban.
Air matanya tidak terbendung dan ia pun duduk di samping makam Uje sambil membacakan ayat-ayat suci Alquran dan doa.
Ditemui wartawan Ida mengaku dirinya begitu kaget mendengan Uje meninggal. "Saya ke Jakarta ingin berobat mata karena kanker di RSCM, pas di rumah sakit. Saya melihat di televisi Ustad Jeffy meninggal dunia, ya Allah saya kaget banget, saya menangis terus ingin kesini," tuturnya saat ditemui wartawan di pemakaman, Sabtu (27/4/2013).
Ia begitu mengidolakan pria yang dikenal sebagai ustadz gaul tersebut. Ia koleksi kaset dan CD ceramah-ceramah Uje serta lagu-lagunya dan disimpan di rumahnya.
"Saya penggemar beliau, saya menyimpan ceramah beliau dan lagu-lagunya. Beliau itu orang yang sangat baik. Saya tidak menyangka beliau pergi begitu cepat," ujarnya sambil meneteskan air mata.
Ia berdoa semoga almarhum Ustadz Jeffry mendapatkan tempat yang mulia di sisi Sang Khalik. "Mudah-mudahan beliau ditempatkan ditempat yang tinggi," ucapnya mengakhiri perbincangan.
Hingga saat ini doa-doa terus mengalir bagi almarhum Uje, silih berganti orang-orang yang datang membacakan surat Yasin dan doa-doa tahlil untuk sang ustadz gaul.