Lurah Kelahiran Sukoharjo "Melawan" Gubernur Kelahiran Solo
Sosok Mulyadi, Lurah Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi semakin menggelitik untuk dikulik
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta- Sosok Mulyadi, Lurah Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi semakin menggelitik untuk dikulik, menyusul 'perlawanannya' terhadap program lelang jabatan yang digulirkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Apalagi, muncul pula dukungan dari warganya yang diwujudkan dengan pemasangan spanduk bertandatangan yang mendukung langkah Mulyadi melawan kebijakan Jokowi soal lelang jabatan itu.
Sayangnya, Mulyadi sempat susah ditemui setelah perlawanannya mencuat di pemberitaan media massa. Namun, sulitnya menemui Mulyadi ini membawa Kompas.com sampai ke kediaman pribadi Lurah kelahiran Sukoharjo berusia 53 tahun lalu. Beragam informasi pun bermunculan dari para tetangga. Termasuk urusan rumah.
Rumah Mulyadi terlihat sama dengan rumah-rumah di sekitarnya. Berpagar warna biru, dia membuka usaha jual pulsa "Fajar 2 cell" di depan rumahnya. Rumah yang temboknya juga berwarna biru tersebut berlokasi di jalan Raya Semper Plumpang no 68 RT 13 RW 3, Rawa Badak Selatan, Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Telihat, parkir sebuah mobil Kijang Innova bernomor polisi B 1676 UOU.
Akan tetapi, di balik rumah yang hampir sama dengan rumah-rumah sekitarnya, ternyata Mulyadi merupakan juragan kontrakan di wilayah tersebut. Di lingkungan RT ini saja, dia diketahui memiliki tiga rumah kontrakan.
Haris (52) warga Rawa Badak Selatan mengatakan, Mulyadi memang memiliki beberapa rumah kontrakan di sekitar tempat tinggalnya. Rumah tersebut berada di nomor 58 A berpagar merah, 58 B berpagar emas, dan 59 A bercat tembok warna hijau di RT 13 RW 3, Koja. Sementara rumah yang ditinggali Mulyadi adalah peninggalan orang tuanya.
Menurut keterangan warga sekitar, harga sewa rumah di kontrakan nomor 58 A dan B sebesar Rp 700.000 per bulan. Sedangkan jika disewa pertahun, harga sewanya sebesar Rp 6,8 juta.
Rumah lain yang dia kontrakan berada di nomor 59 A. Rumah tersebut terdiri dari dua lantai, setiap lantainya disewakan Rp 8 juta per tahun. Dari seorang tetangga Mulyadi juga informasi tentang satu unit rusun Marunda yang disewakan Mulyadi dan disewakan kembali didapatkan.
Nama Mulyadi mulai ramai dibicarakan sejak berkomentar bahwa dia tak setuju dengan program lelang jabatan yang digulirkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Bahkan dia memprotes jabatan Lurah Warakas juga masuk daftar jabatan yang dilelang, padahal dia merasa masa jabatannya belum selesai.
Komentar Mulyadi masih berlanjut, dengan menyatakan tidak setuju penggunaan istilah 'lelang jabatan'. Dia berpendapat kata 'lelang' lebih tepat digunakan untuk barang bekas. Mulyadi menjabat Lurah Warakas sejak 2010. Sebelum menduduki jabatan itu, dia adalah Wakil Lurah selama 5 tahun.