Waduk Ria-rio Dikepung Eceng Gondok
Menurut Aep, dari keterangan petugas, mereka menghentikan normalisasi waduk sementara, dan pindah bekerja ke waduk pluit.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Waduk Ria-rio di kawasan Pedongkelan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, semakin tak terurus.
Hampir seluruh bagian waduk seluas 2 hektare, dipenuhi enceng gondok. Waduk juga mengalami pedangkalan. Akibatnya, waduk yang seharusnya menjadi daerah resapan air, justru menjadi ancaman utama warga dari banjir.
Terutama, pemukiman warga di Jalan Pulomas Utara, RT 03/13, Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur. Pada awal Januari 2013, akibat hujan deras, air waduk meluap ke pemukiman warga dan menutup Jalan Pulomas Utara. Air mencapai ketinggian 60 cm.
"Untungnya itu cuma sehari semalam. Tapi, warga tetap saja was-was air waduk meluap. Soalnya, lihat sendiri kondisinya. Lebih banyak eceng gondok daripada airnya," kata Surya (36), warga RW 13, Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, kepada Warta Kota (Tribunnews.com Network), Minggu (26/5/2013).
Aep (50), warga RT 3/13, Kelurahan Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur yang rumahnya tepat berada di belakang Waduk Ria-Rio menjelaskan, pada Maret sampai awal April 2013, pembersihan waduk dan normalisasi sempat dilakukan.
Namun, itu hanya sesaat, dan kini tidak ada lagi kegiatan normalisasi yang dilakukan di waduk.
"Ada dua ekskavator dan enam truk yang mengangkat enceng gondok dan mengeruk waduk. Tapi, sekarang enggak lagi," ungkap Aep.
Menurut Aep, dari keterangan petugas, mereka menghentikan normalisasi waduk sementara, dan pindah bekerja ke waduk pluit.
Aep yang sudah tinggal di belakang Waduk Ria-rio sejak 1984 menuturkan, dulu Waduk Ria-rio yang juga dikenal dengan nama Waduk Pedongkelan, cukup bersih dan terawat. Bahkanm saat itu ada Restoran Lembur Kuring di atas waduk.
"Waktu itu perawatan waduk dilakukan hampir setiap hari. Eceng gondok yang ada, walau sedikit langsung diangkat," kenang Aep.
Namun, sejak 1993 atau saat restoran Lembur Kuring di atas waduk bangkrut dan tak ada lagi, perawatan Waduk Ria-rio terbengkalai.
"Sejak itu eceng gondok dibiarin tumbuh, dan sebagian rawa ketutup tanah," papar Aep.
Menurut Aep, Waduk Ria-Rio menampung air buangan dari saluran air warga Rawamangun, Pulomas, dan Cipinang.
"Dari waduk air masuk ke Kali Sunter dan mengalir ke laut," jelas Aep.
Saat ini, lanjutnya, kedalaman waduk hanya sekitar 1 sampai 2 meter. Normalnya, kedalaman waduk 5 meter.
"Warga di sini was-was tiap hujan besar. Takut air waduk meluap," cetusnya.
Untuk itu, Aep berharap pemerintah segera menormalisasi waduk agar banjir tidak mengancam warga. (*)