Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Festival Palang Pintu Lebih Merakyat Ketimbang Jakarta Fair

Tapi Angga mengaku belum puas terkait dengan terbatasnya pementasan seni dan budaya yang diangkat di dalam FPP

zoom-in Festival Palang Pintu Lebih Merakyat Ketimbang Jakarta Fair
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Ratusan warga memadati Jalan Kemang Raya Jakarta Selatan saat festival palang pintu ke VII, Sabtu (9/6/2012). Selain palang pintu, acara ini juga menyuguhkan berbagai kesenian Betawi lainnya, seperti tarian dan juga makanan. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com Feryanto Hadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Festival Palang Pintu VIII dan Gelar budaya 2013, sebuah kegiatan tahunan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta ke-486, kembali digelar Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
Sesuai dengan tujuan acara ini, yakni untuk mempertahankan budaya betawi, panitia pun banyak menggelar acara seni dan budaya khas Betawi diantaranya kesenian musik tanjidor, pencak silat, marawis, arak-arakan pengantin dan masih banyak lagi. Dilaksanakan selama dua hari Sabtu (8/6/2013) dan Minggu (9/6/2013), FPP yang digelar di Jalan Kemang Raya, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, mampu menyedot perhatian ribuan masyarakat Jakarta.

Pengunjung Festival Palang Pintu, berasal dari berbagai kalangan, dari masyarakat kecil hingga para turis asing yang sedang menikmati liburan di Jakarta. Angga (22) pengunjung asal Depok, mengaku sengaja datang ke FPP untuk melihat secara langsung perayaan HUT DKI pada event ini. Datang bersama sang kekasih, Nita (22), warga asli Betawi ini ingin lebih dekat dengan kehidupan Jakarta yang merakyat dan dengan pagelaran yang ditampilkan dalam FPP.

"Kemarin saya sudah pergi ke Jakarta Fair di Kemayoran. Di sana apa-apa mahal. Beda jauh sama di sini. Barang-barang yang dijual di Festival Palang Pintu sangat terjangkau. Masuknya juga nggak harus bayar," ujar karyawan perusahaan pembiayaan ini.

Tapi Angga mengaku belum puas terkait dengan terbatasnya pementasan seni dan budaya yang diangkat di dalam FPP.
"Harusnya lebih ditonjolkan lagi meskipun beberapa kesenian sudah ada jadwalnya. Ke depannya harapan saya acara ini lebih baik. Lebih banyak menonjolkan yang khas dari Jakarta. Misalnya di pintu masuk ada tari-tarian atau digelar pagelaran lenong dengan waktu yang lebih panjang. Atau jangan hanya diadakan saat HUT Jakarta saja. Bisa dilakukan setahun dua atau tiga kali malah lebih bagus, agar generasi muda betawi semakin mengenal budaya mereka sendiri," harapnya.

Komentar mengejutkan datang dari Bang Amu Asmuni (40), pedagang kerak telur yang beralamat di Jalan PLN Duren Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan. Menurutnya, Festival Palang Pintu lebih merakyat jika dibandingkan dengan Event Jakarta Fair yang digelar di Arena PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat. Padahal, pelaksanaan kedua event ini sama-sama bertujuan untuk merayakan HUT DKI Jakarta.

"Di sini lebih merakyat, bang. Banyak seni dan budaya Jakarta yang disajikan kepada masyarakat. Tentunya ini bagus, bisa mengangkat budaya betawi. Banyak kesenian Jakarta yang diangkat di sini. Nggak kayak di PRJ, ulang tahun Jakarta malah nggak ada kebudayaan yang diangkat. Apalagi di sana banyak masyarakat betawi yang nggak kuat beli tiket masuknya," kata dia.

Berita Rekomendasi

Bang Amu juga kecewa karena sulitnya pedagang kerak telur seperti dirinya jika ingin berjualan di ajang Jakarta Fair.

"Mau jualan di sana mahal. Di sana kami, para penjual kerak telur harus bayar 15 juta di satu titik untuk tiga orang, masing-masing Rp. 5 juta. Itu paling murah, kalau di titik bagus lebih mahal. Kalau di sini (Festival Palang Pintu) hanya diminta uang kebersihan dua hari Rp. 50 ribu. Ini yang namanya pesta rakyat sebenarnya. PRJ mah kejem. Itu namanya buat orang-orang kaye doang. Buat bisnis kalau di sana," keluh Bang Amu.

Bang Amu menambahkan, para pegadang kerak telur di Jakarta Fair, biasanya masuk melalui seorang koordinator dengan membayar sejumlah uang yang telah ditentukan.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas