Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Calo di Samsat Semakin Banyak

Calo tak pernah mati. Itulah yang terjadi di kantor Samsat. Meski sudah dicoba untuk diberantas, para calo tetap berkibar.

Editor: Sanusi
zoom-in Calo di Samsat Semakin Banyak
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
Seorang warga sedang mendaftar untuk memperpanjang masa berlaku Surat Ijin Mengemudi (SIM) di loket mobil keliling pembuatan SIM di halaman Palembang Sport Convetion Center atau GOR Palembang, Jumat (31/8/2012). Mobil SIM keliling ini mempermudah masyarakat untuk memperpanjang SIM, bahkan sekarang untukmemperpanjang Surat Tanda Nomer Kendaraan (STNK) pun kepolisian telah menggunakan mobil keliling tersebut. (TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calo tak pernah mati. Itulah yang terjadi di kantor Samsat. Meski sudah dicoba untuk diberantas, para calo tetap berkibar.

Penghasilan calo cukup menggiurkan. Rp 300.000 per hari. Mereka bisa bertahan karena sebagian masyarakat masih memanfaatkan jasa mereka untuk mengurus STNK, BPKB, mutasi kendaraan, balik nama, hingga membayar pajak. Keunggulan yang ditawarkan terutama kecepatan.

Untuk bisa menjalankan bisnisnya, para calo harus menjalin kerja sama dengan orang dalam. Tentu tidak gratis, semua ada harganya. Tak heran, menurut para calo, duit dari pengguna jasa sebagian besar habis untuk uang jatah bagi orang dalam itu.

"Makanya, biarpun misalnya kita pasang tarif Rp 600.000, sisanya paling cuma Rp 50.000. Sisanya untuk teman-teman di dalam," ucap Otong (bukan nama sebenarnya).

Otong adalah salah seorang calo di lingkungan kantor Samsat Bersama Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan. Dia ditemui pada Jumat pagi di parkiran.

Meski lebih banyak uang yang dipakai untuk orang dalam, penghasilan Otong tetap besar. Dalam sehari, ia mengaku bisa mendapat lima-enam pelanggan. Pendapatan Otong bisa Rp 300.000 per hari.

Selain dia, terdapat puluhan calo lainnya yang beroperasi di Samsat Polda Metro Jaya. "Kira-kira 50 orang," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Bila 50 calo masing-masing mendapat Rp 300.000 per hari, maka yang mereka kumpulkan jumlahnya cukup fantastis, Rp 15 juta. Dalam sebulan, Rp 450 juta.

Tarif Tinggi

Tarif menggunakan jasa para calo ini cukup beragam. Untuk biaya balik nama STNK sepeda motor, kata Otong, Rp 700.000. Tarif akan berbeda lagi untuk STNK mati, yakni Rp 900.000. Sementara untuk mutasi, akan dikenakan Rp 1,5 juta.

Untuk biaya mutasi, memang dikenakan biaya tambahan karena harus memenuhi syarat-syarat, antara lain, BPKB asli, STNK, dan kwitansi pembelian. Otong dan teman-temannya juga bisa membuatkan kwitansi palsu.

Jika dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, tarif calo ini berlipat-lipat.

Untuk biaya penerbitan STNK, baik roda dua maupun roda tiga dan angkutan umum, tarif resminya hanta Rp 50.000. Untuk roda empat Rp 75.000.

Untuk biaya penerbitan BPKB, aslinya hanya Rp 80.000 untuk kendaraan roda dua, roda tiga dan angkutan umum. Sementara untuk roda empat Rp 100.000.

Namun begitulah, demi kecepatan, masyarakat rela merogoh kocek berlipat-lipat dari harga resmi.(Wartakota)

Tags:
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas