Kawanan Perampok Bius Pemudik Dibekuk, Satu Tewas Ditembak
Tiga orang kawanan perampok dengan modus pembiusan korbannya dibekuk aparat Jatanras
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Warta Kota Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tiga orang kawanan perampok dengan modus pembiusan korbannya dibekuk aparat Jatanras Polda Metro Jaya, Rabu (31/7/2013) malam, di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat.
Mereka adalah Arman Maulana (45) alias Bolton, Muhammad Sodikin (40) alias Alex dan Sutikno alias Daglek (42). Muhammad Sodikin terpaksa ditembak mati petugas karena kabur dengan memecahkan kaca mobil Avanza yang mereka sewa, saat sudah dibekuk aparat.
Kawanan ini sudah beraksi sejak 2009 lalu dan kebanyakan mengincar TKI yang mudik maupun berangkat dari luar negeri.
Mereka kebanyakan mencari korbannya di Terminal Kedatangan dan Keberangkatan Bandara Soekarno Hatta.
Selama bulan Juli 2013 ini, komplotan ini diketahui sudah beraksi sebanyak 6 kali. Setiap aksinya mereka mengincar TKI yang keliatan kebingungan di Bandara Soekarno Hatta.
Dengan mobil Toyota Avanza yang mereka sewa, kawanan ini berpura-pura memberi tumpangan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/8/2013) mengatakan 6 kali aksi mereka di bulan Juli 2013 ini, semuanya adalah para TKI yang mudik dan keliatan kebingungan di bandara.
"Dengan berlagak santun dan mengaku searah, mereka akan mengajak korbannya, pulang bersama," kata Rikwanto.
Setelah berhasil mengajak korbannya naik ke Avanza yang mereka sewa, di tengah jalan, salah satu dari komplotan akan berpura-pura masuk angin.
"Mereka lalu akan beli jamu untuk mereka semua. Namun jamu untuk korban dicampur dengan obat bius yang dihancurkan," kata Rikwanto.
Obat bius yang dicampurkan pelaku ke dalam jamu, kata Rikwanto, adalah Anntimo dan Apazol. "Apazol ini adalah obat tidur dosis tinggi," kata Rikwanto.
Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Slamet Riyanto dalam kesempatan yang sama mengatakan terungkanya aksi kawanan ini setelah pihaknya mendalami pembiusan yang dialami Tasman (50) pada 6 Juli 2013 lalu.
Tasman yang merupakan TKI yang baru pulang dari tempatnya bekerja di luar negeri dan tiba di Bandara Soekarno Hatta, sebenarnya hendak pergi ke Sulawesi melalui Bandara Soetta. Saat itu, lelaki asal Jawa Timur ini tertinggal pesawat yang akan membawanya ke daerah tujuan.
Kawanan ini pun beraksi dan menawarkan bantuan mengantarkan Tasman ke rumah rekannya di Cikarang. "Namun ditengah jalan yakni di Kemayoran, Tasman diperdayai. Korban baru sadar beberapa hari kemudian dan sudah ada di rumah sakit," kata Slamet.