Ini Curahan Hati Pedagang Kaki Lima di Pasar Minggu
Salah seorang pedagang yang ditemui, Dwi menegaskan persoalan yang dihadapi berbeda dari sisi penjual dan sisi lokasi.
Editor: Rachmat Hidayat
![Ini Curahan Hati Pedagang Kaki Lima di Pasar Minggu](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20130727_pkl-di-stasiun-pasar-minggu-marak-lagi_8121.jpg)
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Para PKL Pasar Minggu tidak mau disamakan dengan PKL di Tanah Abang. Salah seorang pedagang yang ditemui, Dwi menegaskan persoalan yang dihadapi berbeda dari sisi penjual dan sisi lokasi.
"Jangan samakan kami seperti PKL Tanah Abang. Di Pasar Minggu ini yang banyak berjualan sebagai PKL itu pedagang sayur, sedangkan di Tanah Abang itu pedagang baju dan barang-barang," ujar Dwi, pedagang rempah-rempah di lokasi binaan PKL Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Menurut Dwi, pedagang di Pasar Minggu sudah saling pengertian. Bahkan, mereka membagi shift berdagang.
"Pagi hingga sore jam 3, pedagang sayur berjualan. Jam 3 sampai 9, pedagang baju berdagang kembali menggantikan pedagang sayur. Setelahnya jam 9-12, pedagang sayur malam yang berdagang. Jadi kalau mau ditertibkan, sepertinya sulit," ujar Dwi.
Dwi mengaku sudah 10 tahun berdagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ia kemudian berharap pemerintah tidak menyamakan kasus PKL karena kasusnya berbeda, baik penempatan maupun jenis penjualan.
"Harusnya, sebelum menentukan sesuatu, pikirkan dulu berbagai aspek. Jangan memutuskan dulu harus masuk sini, ke sana. Pikirkan juga apa pembeli mau ke daerah binaan dan lokasi pasar baru, apa mau pembeli naik ke lantai 3? Apa yang pedagang jual juga diperhatikan, pembagian jenis dagangan juga perlu dilakukan," Dwi menyarankan.