Jalan Jaksa Mulai Dilukis
Sepanjang 400 meter di jalan Jaksa, Kebonsirih, Jakarta Pusat, mulai dihias oleh puluhan seniman jalanan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sepanjang 400 meter di jalan Jaksa, Kebonsirih, Jakarta Pusat, mulai dihias oleh puluhan seniman jalanan, Sabtu (17/8/2013). Hal ini merupakan suatu rangkaian menjelang acara budaya Jaksa Street Fiesta 2013 yang akan digelar pada 23 Agustus sampai 25 Agustus 2013 nanti.
Puluhan seniman ini berasal dari 3 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Mereka terdiri dari 3 aliran street art yang berbeda-beda yaitu Comic, Gravity, dan Stencil art.
Dari mulai dekat gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, para seniman mulai membuat sketsa gambar di aspal jalan Jaksa. Puluhan cat minyak dan piloks menjadi senjata mereka dalam menghias jalan Jaksa.
"Ini kami namakan Jaksa Street Art sebelum acara puncaknya. Sepanjang 400 meter kami akan mengambar dengan target 48 jam," kata Agung (40), koordinator seniman jalanan kepada Wartakotalive.com di Jalan Jaksa, Kebonsirih, Jakarta Pusat, Sabtu (17/8).
Agung menjelaskan, seniman jalanan terdiri dari 20 kelompok yang terdiri dari 50 sampai 60 orang. Mereka semua berekspresi dan menyalurkan kreativitas lewat gambar yang akan dilukis di jalanan. "Jadi mereka akan menggambar sampai ujung jalan jaksa," katanya.
Pantauan Wartakotalive.com, para seniman ada yang menggunakan piloks menggambar karya seni di jalanan jaksa. Sedangkan sebagian menggunakan cat minyak dalam mengekspresikan jiwanya.
Isrol (30), salah seorang seniman stencil art mengungkapkan kebahagiaannya ketika dibolehkan mengekspresikan dirinya di jalanan Jalan Jaksa. Menurutnya, lewat Stencil Art ini dia bisa berkomunikasi langsung dengan warga tentang sesuatu yang dia gambar.
"Seneng banget dengan acara ini, soalnya warga juga ikut membantu. Anak-anak kecil daerah sini juga banyak bertanya soal stensil art ini," kata Isrol.
Isrol menjelaskan stencil art adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak.
Tiap salinan karya dikenal sebagai ‘impression’. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. "Setelah itu baru dipiloks untuk pewarnaannya," tuntasnya. (Bintang Pradewo)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.