Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Secuil Kisah di Poso Usai Polisi Pondok Aren Ditembak

Susnadi juga ikut langsung dalam pendirian tenda, dan bermalam di tenda bersama anggotanya.

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Secuil Kisah di Poso Usai Polisi Pondok Aren Ditembak
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Jenazah Aiptu Koes Hendratno dilepas rekan-rekan sejawatnya, dalam sebuah upacara di rumah duka di Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (17/8/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penembakan polisi di Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel) beberapa waktu lalu, ternyata langsung disikapi aparat Polres Poso, Sulawesi Tengah.

Poso memang selalu disebut menjadi tempat bersembunyi dan berlatih kelompok teroris pimpinan Santoso. Sehingga, saat ada kejadian yang berbau teror di wilayah mana pun, pada umumnya selalu bermuara ke Poso.

Saat mendapat informasi terjadi penembakan terhadap anggota polisi di Pondok Aren, aparat Polres Poso bergerak langsung ke rumah Santoso, yang dihuni anak dan istrinya. Itu dilakukan untuk memberikan efek psikologi terhadap Santoso.

"Rumah Santoso, kami tahu, dihuni anak istrinya. Saat kemarin ada penembakan di Pondok Aren, kami buat tenda di depan rumahnya," ujar Kapolres Poso Susnadi, saat berbincang dengan wartawan di Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (4/8/2013).

Susnadi juga ikut langsung dalam pendirian tenda, dan bermalam di tenda bersama anggotanya. Apa yang mereka lakukan, sebagai bagian kesigapan jajarannya dalam menyikapi setiap aksi berbau teror di berbagai wilayah di Indonesia.

"Mereka (Keluarga Santoso) sangat kami lindungi, karena mereka akan membantu kami," ucapnya.

Sunadi menuturkan, Santoso merupakan jebolan sebuah pesantren di Solo. Ia juga terlibat dalam aksi perampokan BCA di Palu.

BERITA TERKAIT

"Ia pun pernah menjadi pekerja di proyek gedung pemerintahan di sana. Santoso merupakan salah satu eks napi yang tidak berhasil (dibina). Ia kembali ke jalan yang mereka yakini," ungkap Sunadi.

Tewasnya Babinkamtibmas Polsek Pondok Aren Aiptu Kus Hendratno, berawal saat ia sedang melintas di Jalan Graha Raya Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (16/8/2013).

Kus mengendarai sepeda motor menuju Mapolsek Pondok Aren, untuk mengikuti apel pengamanan HUT ke-68 RI.

Kemudian, dua pelaku mengejar Kus menggunakan sepeda motor matic, lalu dan menembak kepalanya, hingga sang anggota Bhayangkara tersungkur dan meninggal di lokasi kejadian.

Bripka Ahmad Maulana bersama tiga rekannya yang tergabung dalam Tim Buser Polsek Pondok Aren, langsung mengejar pelaku menggunakan mobil.

Sempat terjadi baku tembak antara tim Bripka Maulana dengan pelaku, saat aksi kejar-kejaran tersebut.
Mobil yang ditumpangi Bripka Maulana pun berhasil menabrak sepeda motor yang ditumpangi pelaku hingga jatuh.

Namun nahas, mobil buser terperosok. Saat mobil petugas terjebak, tiba-tiba pelaku bangkit dan menghampiri mobil buser, kemudian menembak Bripka Maulana hingga tewas.

Pelaku lantas lari dengan merampas sepeda motor milik seorang satpam, tak jauh dari lokasi kejadian. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas