Penyiksaan tak Terhenti Sewaktu Lebaran
Ali Arifin, satu dari dua korban penyekapan di sebuah ruko di bilangan Hayam Wuruk, Jakarta Selatan, menuturkan kekejaman pelaku melebihi preman.
Penulis: Abdul Qodir
Laporan Tribunnews.com Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ali Arifin, satu dari dua korban penyekapan di sebuah ruko di bilangan Hayam Wuruk, Jakarta Selatan, menuturkan kekejaman pelaku melebihi preman.
Ia masih ingat betul,tetap mengalami penyiksaan kendati pada hari Lebaran, 8 Agustus lalu. "Sorenya saya diborgol dan dimasukin ke ruang, lalu dihajar, sampai selesai Lebaran. Setelah Lebaran. Tanggal 15 Agustus, saya dihajar lagi, saya dihajar lagi," ucap Ali lirih.
"Waktu Lebaran saya dipukul. Hampir setiap hari bosnya itu hantam ke sini (kaki)," imbuhnya. Karena sering mengalami penyiksaan dan mendapat ancaman akan dibunuh, Ali mengaku sudah pasrah kepada Tuhan.
Karena itu, Ali mengaku bersyukur dan merasa seperti hidup kembali saat polisi berhasil membebaskannya dari tempat penyekapan. "Aku pertama mengira sudah akan mati. Makanya dengan penggerebekkan ini, aku merasa hidup yang kedua kalinya," ucap Ali seraya menghela nafas panjang.
Ali mengaku sudah pasrah akan hidupnya, saat kelompok penagih utang yang menyekapnya memberi batas waktu pencairan dana proyek hingga Jumat pekan lalu. "Sedangkan komisaris PT Global bilang pencairan belum tentu Jumat. Saya dibilang istigfar sama mereka, saya terus diancam mau dimatiin," ujar Ali.
Bahkan, Ali mengaku pernah diancam dibunuh dan mayatnya dibuang ke jalan tol saat dibawa ke Bekasi belum lama ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.