Cara Sadri 'Menyelamatkan' Motor Klien dari Aksi Cabut Pentil
Sadri (73), salah satu tukang parkir di Pasar Gembrong, nampak terengah-engah. Keringat pun bercucuran di dahinya.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com - Sadri (73), salah satu tukang parkir di Pasar Gembrong, nampak terengah-engah. Keringat pun bercucuran di dahinya.
Bapak delapan anak yang sudah renta itu, sedang memindahkan motor-motor yang terparkir di badan Jalan Basuki Rahmat, Cipinangbesar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (23/9/2013).
Ia berusaha menghindarkan motor yang dijaganya, agar tidak ditertibkan petugas yang mencabuti pentil ban motor.
"Saya kaget tahu-tahu ada penertiban ini. Makanya saya langsung pindahin, daripada nanti pentilnya dicabut, yang punya motor bisa marah," kata pria sepuh yang mengenakan rompi kuning dan mengalungkan pluit kuning itu.
Kakek lima cucu itu mengaku sudah 30 tahun menjadi tukang parkir. Setiap hari ia mampu mendapatkan penghasilan Rp 50.000 sampai Rp 70.000.
Namun, setelah ada penertiban itu, ia tidak tahu harus mencari penghasilan kemana lagi.
"Ya tahu sendiri lah, saya sudah tua gini, udah nggak kuat ngapa-ngapain. Makanya saya bersyukur bisa markir di sini. Tapi kalau nggak boleh parkirin di sini saya nggak tahu nyari makan gimana lagi," katanya.