Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buah Langka di Ibu Kota Ini Dipasok dari Tuban

Beberapa penjaja es serta minuman penghilang dahaga seperti penjual es kelapa, es buah, sop buah, air tebu, dan es cincau mudah ditemui

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Buah Langka di Ibu Kota Ini Dipasok dari Tuban
Theresia Felisiani/Tribun Jakarta
Penjual Buah Lontar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Beberapa penjaja es serta minuman penghilang dahaga seperti penjual es kelapa, es buah, sop buah, air tebu, dan es cincau mudah ditemui karena menjamur di pinggiran jalan. Tapi tidak dengan penjaja minuman buah sawalan atau lontar yang juga sering disebut air legen. Buah dengan nama latin borassus flabellifer terbilang langka, jarang ditemui baik di ibukota maupun sekitarnya.

Penjual buah lontar dan legen sendiri biasanya tampak di sekitar pasar tradisional, terminal dan beberapa pusat keramaian lainnya. Anto, penjual buah lontar di Taman Galaxi, Bekasi, mengatakan buah lontar yang ada di ibukota berasal dari Tuban, Jawa Timur.

"Semua buah lontar yang dijual di Jakarta dan sekitarnya berasal dari Tuban, Jawa Timur. Para pedagang dapat pasokan buah lontar dan air legen dari Tuban," ucap Anto, Minggu (29/9/2013).

Meski termasuk buah langka, pembeli tak harus mengeluarkan uang banyak untuk bisa mencicipi buah lontar dan air legen. Pembeli cukup membayar Rp 3.000 demi menikmati satu plastik air legen yang dicampuri es batu. Penjual membanderol satu kantong daging buah lontar dengan harga Rp 10.000. Satu kantong berisi empat buah yang rasanya manis dan mirip kolang-kaling itu.

Dalam sehari, pria asal Purwokerto itu mengaku bisa mendapat keuntungan Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Sehari-harinya, Anto biasanya berjualan selama tujuh jam, pukul 10.00-17.00 WIB. Para pembeli yang ia layani, sebagian besar adalah pelanggan tetap.

"Lumayan untungnya, saya dari pagi-sore jualan buah lontar. Kalau malam pasang reklame. Kalau jualan lontar sudah ada pelanggannya jadi nggak perlu bersaing sama pedagang lain. Kan yang jualan jarang," tutur Anto.

Berita Rekomendasi
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas