Jaga Harga Pangan di Jakarta, PD Pasar Jaya Gandeng PT RNI
Instruksi Gubernur DKI Joko Widodo untuk menstabilkan harga pangan di Jakarta disambut baik PD Pasar Jaya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Instruksi Gubernur DKI Joko Widodo untuk menstabilkan harga pangan di Jakarta disambut baik PD Pasar Jaya.
Dalam waktu dekat, PD Pasar Jaya akan bekerjasama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), perusahaan yang bergerak di bidang agro industri, farmasi, alat kesehatan serta perdagangan.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis menjelaskan, kerjasama tersebut akan dilaksanakan pada akhir Oktober 2014 mendatang. Adapun, kerjasama akan meliputi empat jenis kebutuhan, yakni beras, gula, daging serta minyak goreng.
"Ini sesuai dengan arahan Pak Gubernur, kita juga akan jamin stok pangan di Jakarta," kata Djangga saat dihubungi wartawan, Minggu (6/10/2013).
Kerjasama tersebut, lanjut Djangga, menjadikan PT RNI sebagai penyuplai kebutuhan ke PD Pasar Jaya. Selanjutnya, PD Pasar Jaya kembali menyuplai kebutuhan kepada pedagang. Dengan demikian, PD Pasar Jaya sebagai pengendali sehingga harga kebutuhan bisa dikendalikan Pemprov DKI.
Sedangkan untuk skema distribusi, Djangga menjelaskan, pihaknya akan melihat kebutuhan barang tertentu di pasaran. Pihaknya pun akan memesan barang dengan jumlah yang dibutuhkan pasaran.
Skema itu berguna untuk menghindari lonjakan harga, terutama pada hari raya keagamaan di DKI. "Ini juga supaya tidak terjadi lonjakan harga. Kenapa harga naik, karena permintaan banyak dan suplai kurang. Nanti kita jaga suplainya," ujarnya.
Kerjasama ini, lanjut Djangga, saat ini baru masuk pada tahap negosiasi kontrak. Dia menargetkan, kerjasama ditandatangani akhir Oktober 2013 dan skema distribusi bisa dilaksanakan November.
Lebih jauh, Djangga mengatakan, PD Pasar Jaya membuka wacana pembangunan gudang logistik di luar Jakarta. Dengan dibangunnya gudang semacam itu, barang kebutuhan yang masuk ke Jakarta akan disortir terlebih dahulu berdasarkan standar yang ada. Hal itu sekaligus menyelesaikan persoalan sampah yang menumpuk di Jakarta akibat penyortiran barang kebutuhan dilakukan di DKI. (Fabian Januarius Kuwado)