Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter Water Birth Dituding Malapraktik: Asyik Main BB Saat Tangani Pasien

Seorang dokter berinisial TOS yang menangani melahirkan di air (Water Birth) dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan malapraktik

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Dokter Water Birth Dituding Malapraktik: Asyik Main BB Saat Tangani Pasien
Istimewa
ilustrasi water birth 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang dokter berinisial TOS yang menangani melahirkan di air (Water Birth) dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan malapraktik, Jumat (11/10/2013).

Dalam laporan bernomor LP/3583/X/2013/PMJ/Dit Reskrimum pelapor yakni Martini Nazif (35) melaporkan dokter TOS dengan Pasal 359 KUHP dan Pasal 79 huruf c UU RI No 29 tahun 2004 tentang UU Praktek Kedokteran.

Martini menuturkan, kejadian berawal saat dirinya tengah mengandung putri pertamanya dan pada 8 November 2011, sang putri terlahir dalam kondisi meninggal dunia. Saat itu, Martini mengaku sama sekali tidak mempunyai firasat apapun. Begitu mengetahui putri pertamanya meninggal dunia, Martini syok.

"Saya rasa dokter yang saya pilih ini dokter yang baik dan tepat. Karena sebelumnya kakak saya melahirkan anaknya dengan dokter yang sama (Dokter TOS) dan berhasil," ucap
Martini, Jumat (11/10/2013) di Mapolda Metro Jaya.

Saat itu sang kakak melahirkan juga dibantu oleh Dokter TOS, tapi kakak Martini melahirkan dengan cara sesar (operasi caesar). Atas dasar itu, Martini memilih dokter TOS untuk membantu persalinannya. Selama proses mengandung, Martini sembilan kali berkonsultasi dengan dokter TOS. Saat konsultasi tersebut, sang dokter menyarankan Martini agar melahirkan secara water birth.

Menurut dokter TOS, melahirkan secara Water Birth dipilih lantaran berat badan putrinya saat itu terlalu mungil. Yakni saat diperiksa USG 4 dimensi dengan usia kehamilan 7 bulanan dikatakan beratnya sekitar 2,6 kilogram.

Berita Rekomendasi

"Saat akan dilahirkan sempat di USG lagi dikatakan beratnya 2,9 kilogram. Dokter bilang, kalau melahirkan waterbirth tidak sakit dan lebih baik ketimbang operasi. Jadi saya mengikuti sarannya," tutur Martini.

Tapi nyatanya saat dilahirkan, sang putri yang rencananya diberi nama Mayumi Rose Dees, ternyata dilahirkan dengan berat 3,45 kilogram. Dan proses persalinan yang dialami oleh Martini berlangsung cukup lama dan banyak kendala teknis. Diceritakan Martini, saat itu dirinya masuk ke RS pada 5 November 2011 sekitar jam 09.30 WIB dan sudah pembukaan penuh, tapi putrinya baru lahir pukul 14.15 WIB.

Kemudian, saat penanganan sang dokter TOS juga menurutnya tidak serius menangani dirinya, karena saat itu dokter TOS sibuk dengan Blackberry dan menangani lebih dari satu pasien Waterbirth dalam satu waktu.

"Saya juga dapat 8 kali induksi padahal seharusnya maksimal 3 kali induksi kalau tidak ada perubahan di sesar," ungkap Martini.

Akibat pemberian induksi yang menyertakan obat penghilang nyeri itulah yang diduga Martini mengakibatkan bayi mengalami hipoksia sehingga kekurangan suplai oksigen. Dan saat dilahirkan, putrinya sudah meninggal dunia.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas