Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orang-orang Ini Sungguh Kebangetan

Di antara tangisan korban luka, mereka menari bahagia. Tindakan tidak terpuji yang masih dipelihara.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Orang-orang  Ini Sungguh Kebangetan
Tribunnews/Yudie Thirzano
Suasana di lokasi tabrakan antara KRL jurusan Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki pembawa bahan bakar di pelintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013). Akibat kecelakaan tersebut korban meninggal dunia sementara 5 orang serta puluhan lainnya luka bakar dan ringan. (Tribunnews/Yudie Thirzano) 

Sigit merasa tarif itu tidak masuk akal. Biasanya ia hanya mengeluarkan Rp 8.000 dari Tanah Abang menuju Serpong.

Tindakan sopir omprengan itu jelas bukan tindakan terpuji. Memanfaatkan kebingungan penumpang yang gagal berangkat, mereka coba meraup untung tak semestinya.

Namun, bukan hanya sopir omprengan di Tanah Abang yang memanfaatkan situasi sempit itu. Tukang ojek di sekitar lokasi kejadian kecelakaan ada juga yang tega menangguk untung.

Mamik (44), pedagang kain yang akan berangkat ke Tanah Abang yang ada di kereta ketiga atau keempat di KRL 1131, tidak berpikir panjang saat bertemu tukang ojek. ”Ongkos Rp 50.000, langsung saya bayar di muka, yang penting segera tiba di rumah,” ujarnya yang tinggal di kawasan BSD.

Kakinya terkilir karena nekat melompat dengan panik ketika berusaha keluar dari KRL untuk menyelamatkan diri. Begitu berhasil keluar dari kereta, Mamik segera menjauh dari KRL tersebut dan langsung mencari ojek untuk kembali. Ia pun tidak menawar lagi biaya yang diminta tukang ojek.

Pengojek di kawasan BSD juga ada yang memanfaatkan situasi itu. Mereka ada yang menarik ongkos Rp 100.000 untuk mengantarkan ke lokasi kejadian. Bahkan, ketika ada yang ingin minta diantar ke BSD dari lokasi kejadian, ongkos ojek naik lagi menjadi Rp 150.000.

”Kondisinya hujan dan tidak banyak ojek yang mau ke BSD,” ujar tukang ojek itu dengan tenang.

Berita Rekomendasi

Merasa tidak ada pilihan lain, Dimas (28), warga BSD, ”sepakat” dan tidak bisa menolak tawaran itu. ”Yang penting saya bisa nyampe rumah,” ujarnya. (CHE/MAM)

Tags:
Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas