Cerita Korban Tragedi Kereta Bintaro Tahun 1987
Mayat bergelimpangan dimana-mana
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sholeh (50) ingat betul kejadian 26 tahun silam saat dua kereta saling bertabrakan di perlintasan Bintaro, Jakarta Selatan.
"Saya masih trauma," ujar Sholeh ketika berbincang dengan Tribunnews.com, Selasa (10/12/2013) malam.
Saat itu Sholeh naik kereta api dari Stasiun Sudimara tujuan Stasiun Palmerah.
Sholeh hendak berangkat kerja di gedung DPR yang letaknya dekat dengan Stasiun Palmerah.
"Waktu itu saya masih kerja di kantin DPR," ujar Sholeh.
Di perjalanan, tepatnya di sekitar Bintaro kereta yang dia tumpangi bertabrakan dengan kereta lain dari arah berlawanan.
Jerit tangis dari penumpang kereta masih terngiang di kepalanya.
Mayat bergelimpangan dimana-mana.
"Banyak terjepit gerbong kereta. Terutama di persambungan kereta," kata Sholeh.
Bahkan kata dia ada penumpang yang nyaris tidak bisa dikenali tubuh dan wajahnya.
"Badannya seperti habis tersiram sesuatu," ujar Sholeh dengan mata berkaca-kaca.
Saat kejadian, Sholeh berada di gerbong dua depan tepatnya di kursi baris keempat.
"Kursinya agak di tengah jadi agak aman," katanya.
Kecelakaan itu menyebabkan kaki kanan Sholeh patah nyaris putus.