Agen dan Warga Dipusingkan Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg
Keputusan PT Pertamina menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram lebih banyak mendapatkan kritik.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan PT Pertamina menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram lebih banyak mendapatkan kritik. Pembeli menjerit, begitupun pemilik agen yang mengaku turun pendapatan.
Hendrik salah satu pemilik agen di kawasan Pasar Rebo Jakarta Timur menyebutkan, setiap hari sebelum harga elpiji naik, dirinya dapat menjual minimal 40 tabung.
"Harga di pengecer sekitar Rp 140 ribu sekarang. Bisa jual 10 aja sekarang sudah sukur," katanya kepada Tribunnews.com, Minggu (5/1/2014).
Bukan hanya itu, sejak kenaikan harga jual elpiji 12 kilogram pada 1 Januari kemarin membuat masyarakat berpindah ke elpiji 3 kilogram. Meski demikian, lonjakan harga elpiji 3 Kilogram tidak terlalu signifikan.
"Sampai hari ini lonjakan tidak begitu signifikan hanya saat di awal saja, hampir 50 persen permintaanya, pagi hari aja yang 3 kilogram langsung diserbu tapi sekarang biasa saja," katanya.
Sementara itu Fajar (32), salah seorang konsumen menuturkan, dirinya sangat keberatan dengan kenaikan harga tersebut.
"Saya punya warung nasi, dua minggu sekali pasti beli gas. Sekarang bingung kalau harganya naik gini, mau menaikkan harga juga apa ngga," katanya.
Tak dapat berbuat banyak, Fajar hanya berharap Pertamina bisa menjaga pasokan elpiji agar tetap stabil sehingga tidak terjadi kelangkaan yang membuat harga semakin tinggi.
"Mau pindah ke elpiji 3 Kg aja. Ya mudah-mudahan ngga jadi langka," lanjutnya.