Penusuk Briptu Deni Alfian Ternyata Mabuk
Pelaku adalah TR (30) seorang petugas keamanan yang membuka warung di lokasi kejadian
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku penusukan Briptu Deni Alfian Hadi (24) seorang anggota polisi Polres Tangerang hingga tewas, Minggu (5/1/2014) dinihari di Kalijodo, Jakarta Utara berhasil dibekuk aparat polisi, Senin (6/1/2014) siang pukul 11.00.
Pelaku adalah TR (30) seorang petugas keamanan yang membuka warung di lokasi kejadian di depan Mushola Al Muttakin, Jalan Kepanduan II, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, menuturkan, TR dibekuk di rumahnya yang berada tak jauh dari lokasi kejadian di kawasan Kalijodo.
Menurut Rikwanto, pelaku yakni TR bukan anggota TNI dan saat kejadian sedang mabuk miras.
"Pelaku yakni TR bukan anggota TNI tetapi merupakan petugas keamanan yang buka warung di lokasi kejadian. Saat kejadian TR sedang mabuk," papar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (6/1/2014).
Ia mengatakan saat kejadian TR melihat ada ribut-ribut dimana seorang wanita berteriak-teriak dan seakan-akan menjadi korban pelecehan.
"Pelaku yang mabuk tergerak membela perempuan itu. Namun pelaku tidak melihat dan tidak mengetahui apa masalahnya dan awal kejadian yang membuat wanita itu berteriak-teriak," katanya.
Menurut Rikwanto, dalam keadaan mabuk TR tetap berupaya menuntaskan masalah dan membela sang perempuan. Sehingga orang yang terdekat dengan perempuan yang berteriak-teriak tersebut dianggap sebagai pembuat masalah atau dianggap sebagai yang membuat perempuan itu berteriak-teriak.
"Dan saat itu orang terdekat adalah Briptu Deni," kata Rikwanto.
TR mengambil badik dan menusuk bahu kanan Briptu Deni yang dianggap pemicu masalah.
"Tusukan pelaku mengenai urat besarnya sehingga korban meninggal dunia di RS Sumber Waras," katanya.
Saat ini kata Rikwanto, TR masih dalam pemeriksaan intensif di Polsek Penjaringan.
Rikwanto menjelaskan peristiwa berawal saat seseorang bernama Daeng Nafa dipukuli 3 orang. Ke tiga orang tersebut yang diketahui anggota TNI lalu dikeroyok warga.
"Ke tiganya dibawa ke Pos RW. Disana petugas kepolisian menanyakan dan melerai. Sewaktu dilerai sudah tidak ada masalah," kata Rikwanto.
Setelah itu, katanya, masing-masing pihak kembali lagi. "Namun ada seorang wanita yang tidak puas dan berteriak-teriak. Saat itu dipandang oleh pelaku orang yang terdekat dengan perempuan itu yang menbuat wanita itu berteriak-teriak," katanya.
Namun, kata Rikwanto, ternyata orang terdekat itu adakah polisi dan bukan penyebab wanita itu berteriak-teriak. "Badik punya pelaku dan bukan milik anggota TNI," kata Rikwanto.(bum)