Selain Lebak Bulus, Terminal Pulogadung Juga akan Ditutup
terminal Pulogadung nantinya hanya akan menjadi terminal dalam kota
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ahmad Sabran
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain terminal Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Lebak Bulus, Pemprov DKI Jakarta juga merencanakan menutup terminal AKAP Pulogadung, Jakarta Timur. Namun penutupan belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, terminal Pulogadung nantinya hanya akan menjadi terminal dalam kota.
”AKAP di Pulogadung nantinya pindah ke Pulogebang,” ujar Pristono, Rabu (8/1/2014).
Menurutnya, saat ini terminal Pulogebang belum digunakan untuk bus AKAP karena belum ada jalan akses ke tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Jika pembangunan sudah selesai, proses pemindahan terminal AKAP dari Pulogadung ke Pulogebang bisa dimulai.
Kemudian terminal Pulogadung akan dibangun dengan konsep mezzanine dimana penumpang tidak menyeberang di area bus. Direncanakan pembangunan Terminal Pulogadung akan menelan biaya sekitar Rp 260 miliar.
Terminal seluas 34.996 meter persegi ini hanya menjadi terminal dalam kota karena kemacetan menuju Pulogadung semakin parah. Dengan pemindahan terminal AKAP ke Pulogebang, maka diharapkan lalu lintas baik di Jalan Bekasi Raya dan Jalan Perintis Kemerdekaan akan lebih lancar.
Sementara pembangunan jalan akses masuk dan keluar terminal Pulogebang berada di Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta. Pembangunan terkendala pembebasan tanah di lokasi. Pasalnya, sebagian besar lahan untuk membangun akses ke JORR tersebut masih dimiliki masyarakat.
Lahan yang belum dibebaskan berada di sisi barat tol JORR, sebagian di sisi timur JORR, dan di sisi utara terminal Pulogebang.
Sisi utara terminal akan menjadi lahan ramp on off (tanjakan dan turunan) menuju tol. Namun saat ini dihuni banyak warga. Tanah tersebut sebenarnya milik Perumnas, dan sudah setuju untuk dibangun, namun karena dihuni menjadi sulit dibebaskan.
Sedangkan pada sisi timur JORR, masih terdapat penjual tanaman hias, gudang milik warga, lahan sengketa, rumah makan, dan tempat penumpukkan barang bekas. Pada sisi barat, juga masih ada lahan sengketa, tempat pembuangan sampah Walikota Jaktim, pengolahan semen cor, dan tempat pemancingan warga.
Posisi flyover berada di sekitar KM 51 JORR atau setelah pintu tol Bintara dari arah selatan dan setelah Cakung Timur dari arah Utara. Bus atau mobil dari tol bisa belok dan naik ke atas flyover untuk kemudian masuk ke dalam terminal Pulogebang. Selain flyover menuju Pulogebang, pengguna kendaraan juga bisa turun ke kiri dan masuk ke Jalan Sentra Primer Timur ke arah Walikota Jakarta Timur.
Flyover akan memiliki dua lajur dengan lebar 9,75 meter, sedangkan panjangnya, untuk flyover dari arah selatan menuju terminal sepanjang 675 meter, dan panjang flyover dari terminal menuju tol sepanjang 373 meter. Pembangunan flyover ini memakan biaya sekitar Rp 113 miliar. Diharapkan kehadiran Flyover mempermudah masyarakat Jakarta dan Bekasi untuk mengakses terminal dan juga kawasan Sentra Timur.
Pristono mengatakan, pembangunan flyover membuat shortcut (jalan pintas) antara tol dan terminal Pulogebang. Flyover dibangun untuk menegakkan kedisiplinan para pengemudi bus-bus antar kota untuk masuk ke dalam terminal dan tidak memutar di sembarang tempat. Terminal Pulogebang yang direncanakan menjadi pengganti terminal Pulogadung dalam melayani bus AKAP.
"Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, seperti di Kampung Rambutan, mereka ngetem dan mutar-mutar di sembarang lokasi, nah di Pulogadung nanti tidak ada pilihan untuk mutar- mutar, jadi tertib semua. Jadi penumpang dari berbagai daerah masuk terminal nanti bisa langsung pindah ke Busway," ujarnya.