Samuel Akui Pukul Anak Pantinya Jika Nakal
Pemukulan dilakukan Samuel dengan dalih karena anak asuhnya itu berbuat nakal dan bertujuan agar tidak mengulang perbuatannya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menjelaskan kepada penyidik Chemy Watulingas (50) alias Samuel mengakui bahwa kekerasan yang dilakukan Samuel kepada anak-anak Panti Asuhan The Samuels Home Tangerang, yang diasuhnya adalah bentuk pembinaan.
Pemukulan dilakukan Samuel dengan dalih karena anak asuhnya itu berbuat nakal dan bertujuan agar tidak mengulang perbuatan nakalnya. "Dia mengakui kekerasan fisik itu. Alasannya untuk dibina karena nakal," kata Rikwanto, Selasa (4/3/2014).
Menurut Rikwanto, bentuk kekerasan yang diakui Samuel dilakukannya terhadap anak-anak itu adalah dengan memukul dan menjewer. "Bicara soal pembinaan, apakah perlu dengan cara dipukul atau dijewer seperti itu" kata Rikwanto.
Karenanya kata Rikwanto alasan itu tidak bisa dipakai sebagai pembenaran Samuel memukul anak asuhnya.
Rikwanto menambahkan pembuktian adanya kekerasan fisik terhadap anak-anak panti asuhan, didapat dari keterangan para korban serta hasil visum rumah sakit. "Hasil visum akan dicocokkan dengan bukti fisik dan keterangan korban," katanya.
Rikwanto menjelaskan penyidik Subdit Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya telah menyita barang bukti yang diduga digunakan Samuel untuk memukuli anak pantinya yakni sapu ijuk yang sudah patah, selang, sabuk dan lain-lain.
Selain itu, penyidik juga akan memeriksa dokter dari klinik di sekitar panti yang sering mengobati anak-anak panti saat sedang sakit. Bukti rekam medis, katanya akan menguatkan dugaan adanya penganiayaan dan akan menjadi barang bukti.
"Jadi semua yang berkaitan dengan pidana kita ambil juga rekam medisnya. Tetapi kalau sakit biasa seperti flu atau lainnya, itu sebagai catatan penyidik saja," ujarnya.
Sementara Kuasa Hukum Samuel, Cornelius Kopong mengatakan pemukulan Samuel kepada anak-anak panti, merupakan bentuk pembinaan seperti yang dilakukan seorang ayah kepada anaknya.
"Jewer, telinga dan pukul pantat itu kan biasa. Bisa dibiilang bentuk edukasi. Kalau tidak, bisa-bisa anak-anak akan jadi pemakai narkoba, dan mau bilang apa," kata Cornelius.
Karenanya menurut Cornelius apa yang dilakukan Samuel masih dalam batas kewajaran.(Budi Malau)