TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ratusan orang mengantre untuk mengurus kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di kantor BPJS Kesehatan Jakarta Barat, Rabu (5/3/2014). Pantauan Warta Kota, pengantre sebagian adalah warga dengan usia lanjut. Mereka terlihat kepayahan ketika berdesak-desakan dengan pengantre lainnya.

Tjen Pek Cun (50), misalnya. Lelaki yang sudah kesulitan berjalan ini berkali-kali terdorong oleh warga lain ketika hendak mengambil JKN miliknya. Hari ini adalah kedua kalinya Tjen datang ke Kantor BPJS Kesehatan setelah pada Selasa kemarin ia gagal mengambil kartu JKN miliknya akibat tidak berhasil menembus antrean.

"Sebenarnya kartu JKN saya sudah jadi sejak 27 Februari lalu. Tapi saat itu saya masih dirawat di rumah sakit karena saya waktu itu dioperasi," kata warga RT13/01 Cengkareng.

Tjen saat ditemui terlihat tergopoh-gopoh karena akibat penyakit hernia yang dideritanya. "Saya nggak mau merepotkan keluarga saya. Makanya saya datang ke sini sendiri," katanya.

Tjen mengaku sudah sejak pukul 09.00 datang ke kantor BPJS Kesehatan Jakarta Barat. Hingga pukul 14.00, ia masih berdiri dalam antrean. Penumpukan warga terjadi di pintu utama kantor BPJS Kesehatan Jakarta Barat. Mereka merupakan warga yang akan mengurus JKN emergency.

"Adik saya sedang sakit di RSUD Cengkareng, ini lagi ngurus mau minta nomor dulu saja," kata Rahmat (40), seorang warga.
Akibat banyak masyarakat yang mengurus kartu JKN, Farida (58), warga RT02/06 Kemannggisan sudah dua hari ini datang ke kantor BPJS Kesehatan untuk mengambil kartu KJN kelas II miliknya.

"Sebelumnya belum punya KJS, makanya ini ikut-kutan saja bikin KJN. Saya ambil yang kelas II," katanya.

Ketika ditemui, janda empat anak ini sedang duduk melepas lelah di sebuah kursi di dekat tenda depan kantor BPJS Kesehatan Jakarta Barat.

"Ini sudah hari kedua saya ke sini. Kemarin sudah ngantre tapi orangnya terlalu penuh, jadi saya pulang lagi. Ini saya dari pagi ngantre juga belum dipanggil-panggil," katanya.

Farida mengatakan, akibat antrean pemohon kartu JKN yang mmbludak, membuat anggota keluarganya yang lain malas mengurus kartu JKN.

"Dari enam orang anggota keluarga, ya cuma saya yang bikin kartu JKN. Anak-anak saya katanya pada malas ngantrenya," kata Farida. (Feryanto Hadi)