Prijanto Sakit Hati dengan Kata-kata Ahok
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengaku kecewa dengan pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengaku kecewa dengan pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang beberapa hari lalu menyebutkan istilah 'Priyanto'-kan.
Ahok sapaan akrabnya, yang saat itu ditanya jika Jokowi maju mencalonkan diri menjadi presiden, seperti apa kriteria wakil gubernur yang cocok dengannya.
"Kemarin saya dapat berita dari teman. Setelah dibaca ada wawancara dengan Ahok, yang isinya tanggapan Ahok jika Jokowi jadi presiden, Ahok menyatakan pasrah jika jadi Gubernur dan wakilnya dipilih oleh PDI Perjuangan. Lalu Ahok berkata 'Pasti cocoklah kalau sama-sama bekerja untuk rakyat, pasti cocoklah. Kalau macam-macam, kita 'Priyanto'-kan, ha-ha-ha’, itu saya tanggapi bahwa saya tidak bekerja untuk rakyat," kata Prijanto kepada media di kediaman pribadinya, Jalan Otista III, Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (9/3/2014).
Prijanto mengatakan, siapapun yang melihat berita tersebut, pasti memiliki konotasi negatif. Apalagi hal itu diungkapkan kepada media.
"Ahok kan tidak, dia bilang seolah-olah saya tidak bekerja untuk rakyat, Berarti dia sudah menganggap dirinya seperti Fauzi Bowo dan Wakilnya dari PDI P harus di Prijanto-kan. Ini kan Gila," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Ahok hanya berharap akan mendapat jodoh wakil gubernur yang cocok dengannya.
"Tergantung PDI Perjuangan, saya sih pasrah-pasrah saja," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota Jakarta, Kamis (6/3/2014).
"Pasti cocoklah kalau sama-sama bekerja untuk rakyat, pasti cocoklah. Kalau macam-macam, kita 'Priyanto'-kan, ha-ha-ha. Iya dong kalau tidak cocok," ucapnya lagi.
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, jika Jokowi maju sebagai calon presiden, ia harus mengundurkan diri dari jabatannya sebagai gubernur dan otomatis Basukilah yang naik sebagai gubernur.
Dia menjelaskan, dalam aturan ketatanegaraan, seorang kepala/wakil kepala daerah yang ditinggalkan oleh pasangannya yang mengundurkan diri tidak berhak untuk memilih calon pendamping. Karena itu, ia mengaku menyerahkan semuanya kepada PDI Perjuangan yang akan memilihkannya wakil gubernur.
Terkait wacana mendampingi Prabowo Subianto, pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, dia lebih memilih menjadi gubernur DKI Jakarta ketimbang menjadi wakil presiden.
"Kayanya lebih enak DKI I deh. Kalau jadi wapres, polisi tidak bisa ngawal lagi. Kalian (wartawan) juga tidak bisa nongkrong depan kantor saya," selorohnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.