Proyek Bus Trans J Bermasalah, Bukti Pengawasan Jokowi Lemah
Hal tersebut ditandai adanya dugaan oknum yang mengklaim kenal dekat dengan Joko Widodo
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menilai ada kelemahan dalam sistem pengawasan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) maupun Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Hal tersebut ditandai adanya dugaan oknum yang mengklaim kenal dekat dengan Joko Widodo bermain dalam proyek pengadaan bus Trans Jakarta.
"Kenapa banyak ODJ-ODJ (Orang Dekat Jokowi)? Karena sistem yang dijalankan Jokowi lemah. Makanya banyak ODJ yang memanfaatkan itu," ujar Yayat, Kamis (13/3/2014).
Menurut Yayat, adanya ODJ tersebut selain pengawasan terlihat lemah, terlihat juga kepemimpinan Jokowi dan Ahok masih bisa dipermainkan oleh anak buahnya.
"Itu jelas pengawasan lemah. Mereka seakan-akan dipermainkan sama anak buah. Kenapa bisa begitu? Karena pengawasannya lemah," ucap Yayat.
Oknum yang dimaksud yaitu Michael Bimo Putranto yang sebelumnya telah membantah bahwa dirinya adalah mantan tim sukses Jokowi pada saat Pemilihan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI.
Bimo pun membantah bahwa dirinya datang ke Ankai, namun ia tidak membantah bahwa dirinya pergi ke China. Ia mengaku ke China hanya sebatas plesiran belaka.
Nama Bimo mencuat lantaran kasus pengadaan bus Trans Jakarta dan BKTB senilai Rp 1,5 triliun. Bimo disebut-sebut menjual nama Jokowi untuk memuluskan pemenang tender pengadaan tersebut.(*)