Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Proyek Bus Trans J Bermasalah, Bukti Pengawasan Jokowi Lemah

Hal tersebut ditandai adanya dugaan oknum yang mengklaim kenal dekat dengan Joko Widodo

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Proyek Bus Trans J Bermasalah, Bukti Pengawasan Jokowi Lemah
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi (kiri) berbincang dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seusai menandatangani komitmen dan sosialisasi pengendalian gratifikasi, di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2014). Provinsi DKI Jakarta menempati posisi tertinggi pelaporan gratifikasi tahun 2013 yang mencapai 970 laporan. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menilai ada kelemahan dalam sistem pengawasan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) maupun Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Hal tersebut ditandai adanya dugaan oknum yang mengklaim kenal dekat dengan Joko Widodo bermain dalam proyek pengadaan bus Trans Jakarta.

"Kenapa banyak ODJ-ODJ (Orang Dekat Jokowi)? Karena sistem yang dijalankan Jokowi lemah. Makanya banyak ODJ yang memanfaatkan itu," ujar Yayat, Kamis (13/3/2014).

Menurut Yayat, adanya ODJ tersebut selain pengawasan terlihat lemah, terlihat juga kepemimpinan Jokowi dan Ahok masih bisa dipermainkan oleh anak buahnya.

"Itu jelas pengawasan lemah. Mereka seakan-akan dipermainkan sama anak buah. Kenapa bisa begitu? Karena pengawasannya lemah," ucap Yayat.

Oknum yang dimaksud yaitu Michael Bimo Putranto yang sebelumnya telah membantah bahwa dirinya adalah mantan tim sukses Jokowi pada saat Pemilihan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI.

Bimo pun membantah bahwa dirinya datang ke Ankai, namun ia tidak membantah bahwa dirinya pergi ke China. Ia mengaku ke China hanya sebatas plesiran belaka.

BERITA REKOMENDASI

Nama Bimo mencuat lantaran kasus pengadaan bus Trans Jakarta dan BKTB senilai Rp 1,5 triliun. Bimo disebut-sebut menjual nama Jokowi untuk memuluskan pemenang tender pengadaan tersebut.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas