Nelayan Marunda Mengeluh Banyak Ikan Mati Kena Limbah
Nelayan di Pantai Marunda kembali mengeluhkan banyaknya ikan mati di perairan tersebut.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nelayan di Pantai Marunda kembali mengeluhkan banyaknya ikan mati di perairan tersebut. Akibatnya para nelayan mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
Aslik salah satu nelayan di Pantai Marunda mengungkapkan, sudah sekitar tiga minggu yang lalu ikan-ikan di perairan tersebut mati.
Ikan yang mati tidak hanya berada di pinggiran laut, bahkan ikan di tengah laut banyak yang mati.
"Sejak Jumat (18/4/2014) kemarin, ikan matinya pada ngambang lagi. Tadi pagi juga masih ada beberapa ikan yang ngambang, rugi banget kalau begini terus," ujar Aslik kepada Kompas.com, Sabtu (19/4/2014).
Menurut dia, pencemaran limbah yang terjadi di perairan tersebut disebabkan limbah rumah tangga warga DKI Jakarta.
Selain itu, limbah pabrik yang berada di sekitar kawasan Pantai Marunda juga turut memperburuk keadaan.
"Kita juga enggak tahu ini limbah darimana, yang jelas ikannya pada mati," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Syamsudin, nelayan lainnya. Akibat banyaknya ikan yang mati, ia rugi hingga jutaan rupiah karena hasil tangkapannya menurun.
Ia berharap agar pemerintah segera menanggulangi pencemaran limbah yang terjadi di perairan tersebut.
"Kita juga maunya pemerintah tegas menindak oknum yang membuang limbah sembarangan, supaya enggak usah ada lagi ikan yang mati," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Unit Limbah Lingkungan dan Air Tanah, BPLHD DKI Jakarta, Bawa Sarasa belum sempat mengecek kondisi di perairan Pantai Marunda tersebut.
Kemungkinan, kata dia, selain limbah sekitar, penyebab matinya ikan dikarenakan adanya arus balik dari laut.
"Jadi arus balik bisa menyebabkan endapan-endapan yang ada di dalam laut naik ke permukaan yang menjadi racun. Kemungkinan ikan mati juga karena hal tersebut," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, limbah pabrik yang berada di sekitar kawasan Pantai Marunda juga bisa menjadi salah satu penyebab.
"Nanti akan kita cek, kita juga belum tahu apakah benar itu karena limbah industri," tuntasnya.