Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kakak Korban Menjerit Setiba di Kamar Jenazah RS Polri

Pihak keluarga dan kuasa hukum Azwar baru diberitahu tentang kabar duka itu saat tiba di kamar jenazah RS Polri

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kakak Korban Menjerit Setiba di Kamar Jenazah RS Polri
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Kartu identitas Azwar, tersangka sodomi murid Jakarta International Scholl yang bunuh diri di Polda Metro Jaya 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian menyatakan Azwar (27 th), pelaku keenam atas kejahatan seksual sodomi siswa TK Jakarta International School (JIS) tewas setelah bunuh diri dengan menenggak cairan pembersih lantai di toilet Unit PPA Polda Metro Jaya, Jakarta, pada Sabtu (26/4/2014) siang.

Pihak keluarga dan kuasa hukum Azwar, Irfan Fahmi, baru diberitahu oleh penyidik tentang kabar duka itu saat tiba di kamar jenazah RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu malam.

Kakak korban pun langsung menjerit sesaat mendengar adiknya itu telah tewas dengan cara tidak wajar itu. "Tadi, kami datang sekitar jam 10 malam. Kakaknya syok, baru datang ke sini tiba-tiba menjerit," ujar Irfan saat menengok jenazah Azwar di kamar jenazah RS Polri.

Fahmi menceritakan, awalnya Azwar sebatas saksi kasus ini. Dan baru pada Sabtu dini hari, pihak keluarga menerima surat penangkapan Azwar dari Polda Metro Jaya.

Selanjutnya, Azwar dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk diperiksa. Fahmi mendatangi Unit PPA Mapolda Metro Jaya pada sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, petugas PPA menyampaikan Azwar tengah dibawa petugas lain, namun tidak jelas tujuan dibawanya.

"Petugas itu nyuruh saya 'Tunggu aja'. Saya tunggu di PPA," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Di ruang PPA itu, Fahmi melihat siaran berita di televisi tentang jumpa pers lima pelaku sodomi siswa JIS yang dilakukan pihak Ditreskrimum. Di layar televisi itu, Irfan melihat lima orang tersangka ditunjukkan ke para wartawan.

Karena mengira jumpa pers tersebut berlangsung lama, Fahmi meninggalkan Unit PPA.

Meski begitu, Fahmi menghubungi kerabat dan keluarga Azwar untuk membantu memastikan ada atau tidak Azwar di antara kelima tersangka yang dipublikasikan di sejumlah televisi itu.

Dari mereka lah Fahmi baru mengetahui bila Azwar tidak ada di antara kelima tersangka yang dipublikasikan oleh pihak Ditreskrimum itu.

Setelah memantau pemberitaan konferensi pers lima tersangka di sejumlah siaran televisi dan media online, Fahmi pun makin yakin jika Azwat tidak ada di antara lima tersangka yang ditunjukkan pihak kepolisian saat itu.

"Bahkan, saya hitung yang lima orang itu, tidak ada Azwar. Padahal kan seharusnya kalau Azwar sudah dilakukan penangkapan maka tersangkanya enam orang," ujarnya.

Setelah itu, Fahmi kembali mendatangi Unit PPA Polda Metro Jaya guna mencari tahu keberadaan Azwar. Dari seorang penyidik, Fahmi diberitahu jika kliennya itu sudah dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, dalam keadaan tak bernyawa.

"Setelah menunggu-nunggu di Polda, jam 8 malam saya dapat kepastian bahwa keluarga bisa mjenguk bareng dengan penyidik ke RS Polri," jelasnya.

Irfan berangkat lebih dulu dari Mapolda Metro Jaya menuju RS Polri pada sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara, kakak Azwar datangan dengan didampingi beberapa penyidik Ditreskrimum.

Kakak Azwar baru diberitahu jika adiknya sudah tewas setiba di kamar jenazah RS Polri.

"Sepanjang perjalanan dengan penyidik itu, kakaknya belum dengar kabar bahwa Azwar sudah menghembuskan nafas. Makanya, dia kaget ketika baru sampai di sini dan saya beritahu kabar buruk itu. Saya sendiri tahunya dari petugas di sini," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas