Enam Terminal Mulai Direvitalisasi Juli 2014
"Saat ini lagi mereview dokumen lelang untuk revitalisasi terminal. Nantinya ada 15 terminal yang direvitalisasi," kata Akbar.
Editor: Rendy Sadikin
![Enam Terminal Mulai Direvitalisasi Juli 2014](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20130811_arus-balik-mudik-di-terminal-rawamangun_1334.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan merevitalisasi enam terminal di Jakarta pada Juli 2014 mendatang. Pasalnya, kondisi kumuh dan menakutkan bagi para calon penumpang angkutan umum. Pembangunan revitalisasi itu akan difokuskan pada sub terminal yang saat ini semakin parah.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Muhammad Akbar menuturkan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan review dokumen revitalisasi terminal yang akan di lelang dalam beberapa bulan kedepan. Tahap lelang sendiri, kata dia, akan berlangsung akan berlangsung selama satu setengah bulan. Alhasil, proyek revitalisasi terminal akan dilakukan Juli 2014 mendatang.
"Saat ini lagi mereview dokumen lelang untuk revitalisasi terminal. Nantinya ada 15 terminal yang direvitalisasi," kata Akbar saat dihubungi wartawan di Balai Kota, Senin (12/5).
Akbar menjelaskan bahwa dalam waktu dekat ini baru ada enam terminal yang akan direvitalisasi dalam waktu dekat ini yaitu terminal Klender, Pinang Ranti, Rawamangun, Jakarta Timur, dan Muara Angke, Jakarta Utara yang menggunakan sistem single years. Sedangkan terminal Kalideres, Jakarta Barat dan Kampung Rambutan, Jakarta Selatan akan menggunakan sistem multi years.
"Enam terminal itu sudah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2014. Kita tinggal melakukan pelelangan dengan kontraktor yang akan melakukan pengerjaan. Diusahakan akhir tahun ini bisa selesai dikejakan," tuturnya.
Mantan Kepala BLU Transjakarta itu mengatakan bahwa revitalisasi terminal itu sudah ada dalam rancangan Detail Engginering Desaun (DED). Selain perbaikan transportasi massal, infrastruktur dalam revitalisasi terminal menggunakan konsep gaya kolonial.
"Yang diutamakan adalah untuk kenyamanan calon penumpang. Karena bangunan terminal sudah terlihat kumuh dan serem. Pembangunan revitaliasi terminal itu akan lebih modern," katanya.
Menurutnya, sub terminal mampu menampung ratusan angkutan umum yang berada di kawasan itu. Namun, karena angkutan umum banyak yang menunggu penumpang di sub terminal membuat terlihat kepadatan dan kemacetan. Sehingga, selama rezim setoran yang dilaksanakan angkutan umum maka kondisi itu tidak akan berubah.
"Kita bisa lihat terminal bus Transjakarta koridor 1 di Kota dan kondisinya ngga terlalu besar.Ada 60 bus single dan gandeng yang selalu lewat sana. Tapi, tertib sehingga tidak terjadi penumpukan," katanya.
Perlu diketahui, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan pembangunan kembali terminal Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan dan Terminal Kota, Jakarta Barat.Terminal yang akan direvitalisasi yakni Muara Angke, Tanjung Priok, Senen, Klender, Grogol, Kampung Rambutan, Kampung Melayu, Kalideres, Pulo Gadung, Ragunan, Pasar Minggu, Pinang Ranti dan Rawamangun.
Infrastruktur yang baik, akan memaksa orang untuk tertib. Ada tiga jenis pembangunan terminal berdasarkan luasan terminal. Yakni mezanine concept. Konsep ini menata pergerakan orang atau penumpang berada di lantai terpisah, dan tidak ada penyeberangan orang di area angkutan umum.
Konsep ini akan diterapakan di terminal Kampung Rambutan, Kalideres, Pulo Gadung dan Rawamangun. Kedua, pedestrian crossing consept, yakni pergerakan orang atau penumpang satu level atau sebidang dengan angkutan umum dan jalur pergerakan menggunakan zebra cross.
Konsep ini akan dibangun untuk terminal, Muara Angke, Ragunan, Tanjung Priok, Kota Jakarta, Klender, Pasar Minggu, dan Tanah Merdeka. Kemudian yang ketiga; combination consept Mezanine & Pedestrian Crossing, merupakan kombinasi antara pembangunan mezanine concept dan pedestrian dalam satu terminal.
Konsep itu diperuntukan pada terminal Manggarai, Lebak Bulus, Senen, Pinang Ranti, Kampung Melayu, dan Grogol. Selain tiga konsep itu, sejumlah terminal juga sudah akan menerapkan transit Oriented Development (TOD) atau terintergasi dengan moda transporasi lainnya, seperti Transjakarta dan Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek.(Bintang Pradewo)