Sebelum Tewas, Aditya Pamit Mau Pergi Jauh
Selain itu, ibu berumur paruh baya ini menceritakan sebelum terjadinya peristiwa naas yang menimpa anaknya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Warta Kota, Panji Baskhara Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Selain itu Tarmini, ibunda korban tawuran maut syok berat saat mengetahui putranya Aditya (16) terkujur kaku di IGD Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Aditya, pelajar SMK Boedi Oetomo (Boedoet) 1 Jakarta, tewas, setelah terjadi tawuran pelajar di sekitar Proyek Senen, Jakarta Pusat, Selasa (20/15/2014).
Tarmini tahu informasi anaknya tewas dari tetangganya bernama Endang. Bahkan, ketika Warta Kota mencoba mewawancarai wanita berbadan kurus ini langsung ingin mencari tau dan memaki-maki pelaku yang membuat nyawa anaknya melayang.
"Saya tahu dari tetangga saya mas. Kurang ajar! Siapa yang berani membunuh anak saya! Saya tidak terima! Anak saya bukan binatang yang pantas dilukai pake senjata tajam!," ucapnya sambil menangis tersedak di Musholla Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Selain itu, ibu berumur paruh baya ini menceritakan sebelum terjadinya peristiwa naas yang menimpa anaknya, putranya sempat berpamitan seraya mengatakan akan pergi jauh.
"Itu anak mas pagi-pagi berangkat sekolah pamit sambil cium tangan saya. Dia bilang mau pergi jauh. Ya Allaaaah.. saya ga terima.. gak terima!," tutur Tarmini sambil jerit menangis.
Perilaku putranya pun tidak membuat dirinya curiga diawal pergi sekolah. Hanya yang ia tau jika anaknya pulang terlampau sore, artinya sedang ada pelajaran tambahan di sekolahnya.
"Anak saya perilakunya biasa-biasa saja mas. Saya gak ada firasat apa-apa. Kok malah begini jadinya! Saya kira anak saya pulang telat karena ada pelajaran tambahan di sekolah. Anak saya sering izin seperti itu," katanya tersedu-sedu.