Pengamat: Jalan Margonda Tidak Ramah Bagi Pejalan Kaki
"Saya melihat para eksekutif atau pemerintah yang mengurus Depok ini sedang tidur nyenyak," kata pengamat
Editor: Rendy Sadikin
Laporan wartawan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Tidak ramahnya Jalan Margonda Raya, Depok bagi pejalan kaki serta seringnya ruas jalan itu tergenang air, dinilai karena Pemerintah Kota Depok abai.
Padahal Jalan Margonda Raya adalah jantung utama Kota Depok dan merupakan pusat aktivitas masyarakat di sana. Hal itu disampaikan Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia (UI), Lisman Manurung.
"Kondisi jalan yang pada tahun lalu baru saja diperlebar seluas 5 meter itu memang belum mampu memenuhi kebutuhan pejalan kaki," ujar Lisman saat dihubungi wartawan, Minggu (25/5/2014).
Menurutnya dari sudut pandang keamanan dan kenyamanan pejalan kaki, Jalan Raya Margonda masih jauh dari kata layak. Padahal, jalan tersebut berada di pusat kota dan dikelilingi wilayah padat penduduk.
"Saya melihat para eksekutif atau pemerintah yang mengurus Depok ini sedang tidur nyenyak. Padahal mereka itu tahu kondisi di sana. Apalagi Jalan Raya Margonda itu bisa dikatakan sebagai pusat aktivitas masyarakat mulai dari perniagaan, pendidikan, dan bahkan beberapa kantor pemerintahan ada di situ," katanya.
Karenanya, Lisman sepakat bahwa kondisi di Jalan Margonda masih tidak memadai. "Terutama soal keselamatan pejalan kaki," kata Lisman.
Dari pantauan Warta Kota, setiap harinya pejalan kaki terpaksa berjalan di pinggir ruas jalan. Rutinitas itu tidak disadari tentunya cukup mengganggu arus lalu lintas jalan. Alhasil, tak jarang menjadi biang kemacetan dan menimbulkan kecelakaan.
Menurut Lisman, pemerintah sebetulnya bisa mengatasi permasalahan tersebut jika mau berpikir lebih kreatif. "Untuk apa jadi pemerintah kalau tidak bisa kreatif. Ini jelas-jelas bahwa mereka tertidur dan harus dibangunkan," katanya.