Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wali Kota Depok: Penutupan Warung Remang-remang Masih dalam Proses

Salah satu pihak yang mendesak kuat agar warung remang-remang di Pondok Rangon ditutup diantaranya adalah Front Pembela Islam (FPI) Kota Depok.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Wali Kota Depok: Penutupan Warung Remang-remang Masih dalam Proses
TRIBUN JAKARTA/BAHRI KURNIAWAN
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail 

Laporan wartawan Warta Kota, Budi Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Sejumlah pihak dan warga masyarakat mendesak Pemerintah Kota Depok (Pemkot Depok) untuk segera menutup permanen puluhan warung remang-remang yang marak di beberapa wilayah di Depok.

Diantaranya yang berada di Harjamukti, Cimanggis, Depok tepatnya di kawasan TPU Pondok Rangon.Warung remang-remang di sana, disinyalir digunakan sebagai ajang praktek prostitusi dengan menyediakan wanita pekerja seks komersial (PSK).

Salah satu pihak yang mendesak kuat agar warung remang-remang di Pondok Rangon ditutup diantaranya adalah Front Pembela Islam (FPI) Kota Depok.

Apalagi sejak tahun 2012, Pemkot Depok hanya melakukan penertiban dengan penyegelan saja sehingga kini mereka bisa beroperasi kembali dengan bebas.

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, mengatakan pihaknya sudah berupaya secara sistemik untuk menutup warung remang-remang di Pondok Rangon. Namun, katanya semuanya masih dalam proses.

"Proses-prosesnya belum komperehensif. Kami sedang berupaya menutup secara sistemik," kata Nur Mahmudi di sela-sela pemusnahan 5000 botol miras dan narkoba di kawasan GDC, Kota Kembang Depok, Jumat (20/6/2014) siang.

Menurut Nur Mahmudi, hambatan paling kuat untuk menutup warung remang-remang di sana adalah karena pihak-pihak, tempat warung remang-remang itu berada, yakni mulai dari masyarakat sekitar dan pemilik lahan permissif, atau mendiamkan.

"Karenanya pihak-pihak yang ketempatan adanya warung remang-remang di sana kami upayakan terlibat langsung bersama kita, menutup warung dan kafe di sana. Pemilik lahan juga harus pro aktif menolaknya. Jika pemilik lahan tidak bersama dengan kita, maka agak sulit juga," papar Nur Mahmudi.

Ke depan, kata Nur Mahmudi, pihaknya berharap para tokoh dan pemuka agama di Depok lebih menekankan kembali keimanan dan edukasi rohani. Tujuannya agar tidak ada warga Depok yang berkunjung ke sana.

"Kami menyadari praktek tersebut, lebih banyak dipicu karena semangat dan nafsu yang menggoda mereka dari penerapan nilai-nilai moral mereka. Ini menjadi tantangan semua pemuka agama di Depok," katanya.

Walaupun halangan utama datang dari pemilik lahan dan dari pemilik warung remang-remang, ia optimis penutupan permanen dengan cara persuasif sampai represif akan dilakukannya dan terwujud dalam beberapa bulan ke depan.

"Saya yakin Depok bebas dari tempat seperti itu, jika masyarakat mendukung kita," katanya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas