Sebelum Bharada Rizky Dibantai, Sopir Taksi Tak Merasa Diikuti
Sebelum pembantaian terhadap Bharada Rizky Dwi Wicaksono, sopir taksi Indah Family yang membawa Rizky, Tohari sama sekali tak merasa ada yang buntuti
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Sebelum pembantaian terhadap Bharada Rizky Dwi Wicaksono, sopir taksi Indah Family yang membawa Rizky, yakni Tohari sama sekali tak merasa ada yang mengikuti atau membuntuti taksinya.
Tohari menjemput Risky dari Mako Brimob Kelapa Dua dan hendak menuju Bandara Soekarno Hatta untuk menumpang pesawat ke kampung halamnnya di Pasuruan, Jawa Timur.
"Sopir taksi sempat kami mintai keterangan. Dia tidak merasa dibuntuti sebelumnya," kata Kasat Reskrim Polresta Depok, Komisaris Agus Salim kepada Wartawan di Mapolresta Depok, Selasa (1/7/20104).
Bharada Rizky, anggota Detasemen B Satuan III Pelopor, Brimob Kelapa Dua, dianiaya hingga tewas di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan di dekat Halte UI oleh sekitar 10 pelaku, Kamis (1/7/2014) dinihari,
Kompol Agus mengatakan dari kesaksian Tohari yang merasa tidak dibuntuti, para pelaku dianggap secara tiba-tiba menyalip dan mencegat kendaraannya di Jalan Raya Lenteng Agung, tak jauh dari halte UI.
"Jadi pelaku dianggap tiba-tiba menyalip dan menghadang taksi di depan halte UI itu," katanya.
Agus menuturkan lokasi kejadian di perbatasan antara wilayah Depok dan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Karenanya pihaknya sempat meminta keterangan dari sopir taksi yang membawa korban, setelah pihaknya menerima laporan kejadian tersebut.
Menurut Agus, sang sopir taksi Tohari menyaksikan dengan jelas kejadian penganiayaan yang dilakukan para pelaku kepada korban. "Sopir taksi melihat semua kejadian pembantaian itu," katanya.
Menurut pengakuan Tohari, tambah Agus, saat itu ke lima motor mendekati taksinya dan beberapa diantaranya menyalip taksi. Para pelaku katanya juga sempat menggedor taksi dan meminta taksi berhenti. Bahkan pelaku sempat menghajar kaca depan taksi bagian kiri hingga retak dan pecah.
"Lalu karena motor pelaku menyalip dan berhenti di depan taksi, maka sopir taksinya, mau tak mau berhenti," kata Agus.
Saat itulah, kata Agus, para pelaku menganiaya korban. Bahkan dari kesaksian Tohari, katanya, Bharada Rizky yang duduk di bangku depan kiri juga diseret keluar dari taksi sebelum ia dibacok bertubi-tubi dengan senjata tajam oleh beberapa pelaku.
"Pelaku menyeret korban hingga keluar taksi dan menganiayanya terus. Saat itu sopirnya juga sudah teriak kalau korban adalah polisi agar pelaku tahu. Sebab saat itu korban mengenakan pakaian bebas," katanya.
Agus menjelaskan, meski sopir taksi memberitahu kalau korban polisi, pelaku tetap menganiayanya bahkan semakin brutal.
"Pengakuan sang sopir, dia juga sempat diancam oleh para pelaku agar diam saja. Karenanya sopir juga melihat korban dianiaya serta dibacok berkali-kali," katanya.
Menurut Agus, setelah menghabisi korban hingga tidak berdaya, para pelaku langsung kabur tancap gas.
"Saat itulah sopir taksi memberitahu polisi," jelas Agus.
Agus mengatakan, sang sopir juga mengatakan bahwa saat kejadian kondisi jalan sangat sepi. "Dan ia merasa tiba-tiba dihadang oleh pelaku," katanya.