Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolres Depok: Rolling Door Minimarket Jangan Pernah Ditutup Sebagian

Setiap minimarket jangan pernah menutup rolling door sebagian, saat jam pelayanan habis. Jika ditutup separuh, justru memancing para pelaku kejahatan.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Kapolres Depok: Rolling Door Minimarket Jangan Pernah Ditutup Sebagian
ilustrasi perampokan 

Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Kapolresta Depok Kombes Ahmad Subarkah mengimbau setiap minimarket jangan pernah menutup rolling door sebagian, saat jam pelayanan habis. Jika ditutup separuh, justru memancing para pelaku kejahatan beraksi merampok minimarket.

Ia mengatakan kondisi rolling door yang tertutup sebagian membuat situasi di dalam minimarket tidak kelihatan dari luar, namun pelaku bisa masuk ke dalam minimarket dan melakukan aksi perampokan.

"Karena tak kelihatan orang dari luar, maka dijadikan kesempatan pelaku kejahatan untuk beraksi. Jika mau tutup, seharusnya rolling door jangan dibiarkan terbuka sebagian," katanya, Kamis (10/7/2014).

Kondisi pintu rolling door minimarket yang tertutup sebagian dan dimanfaatkan pelaku ini terjadi di Alfamart Pondok Duta II di Jalan Raya Pondok Dua, Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok, Rabu (9/7/2014) tengah malam.

Saat itu pelaku Hendi Setiawan (43) alias Rahman warga Cimanggis, Depok masuk ke dalam minimarket yang pintu rolling doornya terbuka setengah karena akan tutup, sambil menenteng clurit.

Hendi langsung mengalungkan celurit ke leher Hanafi (20) karyawan minimarket yang sedang menghitung uang di kasir. Hendi juga meminta semua uang di kasir yang dihitung Hanafi. "Karena ketakutan karyawan minimarket menyerahkan semua uang di kasir," kata Ahmad.

Berita Rekomendasi

Besarnya, kata dia, adalah Rp 340 ribu, yang merupakan hasil penjualan beberapa jam terakhir. Sebab uang penjualan dari pagi sudah disetor ke supervisor dan disimpan dalam brankas di lantai dua minimarket.

Tampaknya Hendi tak puas dengan uang hasil rampokan yang hanya Rp 340 ribu. Kondisi rolling door yang setengah tertutup dan membuat aktifitas mereka tidak bisa terlihat dari luar, membuat Hendi memanfaatkan situasi itu.

Ia meminta Hanafi menunjukkan brankas penyimpanan uang di lantai dua. Hanafi pun menurut karena diancam celurit. Tanpa sepengetahuan Hendi, karyawan lain Risma terus mengamati mereka dengan bersembunyi di balik rak toko.

Saat pelaku bersama Hanafi ke lantai dua tempat di mana brankas disimpan, Risma keluar minimarket dan langsung berteriak memberitahu warga. Wargapun berdatangan satu persatu dan mengepung minimarket.

Mendengar teriakan Risma, pelaku yang berada di dalam minimarket panik dan mengurungkan niatkan membongkar brankas. Warga pun akhirnya menangkap Hendi dan memukulinya hingga babak belur.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas