Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ramadan, Makanan Berbahaya Menjamur

Banyak faktor yang menjadikan masa pada bulan puasa menjadi rawan penjualan makanan tidak layak.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ramadan, Makanan Berbahaya Menjamur
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR

 Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Memasuki bulan Ramadan, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta, gencar melakukan sidak (inspeksi mendadak -red) di beberapa pasar tradisional maupun supermarket. Hal tersebut dilakukan, karena pada Ramadan, semakin menjamur pedagang makanan atau takjil dadakan.

Sementara, para pedagang tersebut, masih banyak yang tidak tahu bahan makanan yang bahaya untuk dikonsumsi. Kepala BBPOM DKI Jakarta, Dewi Prawitasari, mengatakan, banyak faktor yang menjadikan masa pada bulan puasa menjadi rawan penjualan makanan tidak layak.

"Saat Ramadan, biasanya banyak warga yang menjadi penjual makanan atau takjil dadakan. Sementara, mereka yang tidak biasa berjualan makanan ini, minim pengetahuan bahan makanan apa saja yang berbahaya," kata Dewi, usai menggelar sidak makanan di salah satu supermarket di Pondokbambu, Durensawit, Jakarta Timur, Jumat (11/7/2014) siang.

Namun, lanjutnya, banyak juga, para pedagang yang sengaja menggunakan bahan makanan berbahaya agar kemasan makanan menjadi lebih menarik. Seperti penggunaan pewarna berbahaya pada makanan agar lebih menarik dan segar untuk dijual.

Salah satunya, kerupuk yang diberikan berwarna berbahaya, mie, cincau, dan lainnya yang menggunakan formalin dan borak. "Karena itu kami lakukan penindakan dengan melakukan sidak ke pasar-pasar maupun penjual takjil. Karena cukup membahayakan," katanya.

Untuk pelanggarnya sendiri, lanjut Dewi, akan dikenakan sanksi tindak pidana ringan (tipiring). Sementara, untuk swalayan atau supermarket yang melanggar akan diberikan Surat Peringatan. "Kami akan terus lakukan sidak ini, selama Ramadan sampai H-1 Lebaran. Kami juga tidak hentinya berikan penyuluhan dan sosialisasi tentang bahan makanan berbahaya kepada masyarakat," katanya ..

Berita Rekomendasi

Sejak sebulan terakhir ini, pihaknya telah menggelar sidak di 10 pasar seluruh Jakarta. Salah stunya, Pasar Rawamangun, Jatinegara, dan Tebet Barat. Lebih dari 180 sampel makanan yang mengandung borak, formalin, maupun pewarna makanan.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas