Cerita Lukinar Merantau ke Jakarta, Susah Cari Kerja hingga Dituduh Buang Bayi
Adalah Lukinar Situmorang, wanita 24 tahun ini, seorang diri ke Jakarta untuk mencari sebuah pekerjaan yang layak.
Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adalah Lukinar Situmorang, wanita 24 tahun ini, seorang diri ke Jakarta untuk mencari sebuah pekerjaan yang layak.
Namun, nahasnya, kini ia harus berurusan dengan pihak kepolisian. Pasalnya, ia dituding telah membuah buah hatinya yang baru dilahirkannya.
Wanita berparas manis dan bertubuh kecil ini, tampak masih pucat saat diperiksa di ruang penyidik Mapolsek Pasar Rebo, Selasa (12/8/2014) siang.
Tampak, wanita yang kerap disapa Lukinar tersebut, mengenakan kemeja hijau dan celana panjang motif bunga. Ia menyangkal tuduhannya telah membuang anak pertamanya tersebut.
"Saya ke sini mau cari kerja, bayi ini bukan saya buang tapi saya titip," kata Lukinar sambil memainkan jari jemarinya.
Yani mengaku, keinginannya ke Jakarta untuk mencari kerja, karena sang suami, Rando Siregar (26), yang tinggal bersamanya di Pardede, Medan, Sumatera Utara, tak bisa menafkahi.
Rando, hanya seorang kuli bangunan, yang penghasilannya Rp 50.000 per hari namun tak menentu. Atas masalah ekonomi itu, Lukinar kerap bertengkar dengan Rando.
"Saya akhirnya putuskan untuk ke Jakarta aja. Mau cari kerja, apa aja, yang penting punya penghasilan sendiri," katanya.
Ia pun meninggalkan kampung halamannya. Bermodalkan ijazah SMK jurusan Komputer, ia nekat beranjak ke tanah Jakarta.
Meskipun, saat itu, ia tengah mengandung lima bulan anak pertamanya. "Saya cari saudara saya, Uda di daerah Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Saya mau tinggal di sana. Tapi ternyata sudah pindah," katanya.
Lukinar pun kebingungan mencari tempat tinggal. Namun, beruntung, saat itu salah seorang tetangga yang bermarga sama, menawarkannya untuk tinggal sementara.
"Ada seorang ibu, Matona Situmorang, tawari saya tempat tinggal. Saya setuju, karena saya nggak punya saudara lagi di sini. Saya menumpang.
Dia sehari-hari kerja ngupas bawang di rumahnya. Buat nutupin kebutuhan sehari-hari, saya juga ngupas bawang, tapi di Pasar Induk Kramat Jati," katanya.
Ditengah kehamilannya, ia mengupas bawang dengan upah Rp 23.000 per hari. Dengan jam kerja dari pukul 11.00 sampai 14.30 untuk mengupas 15 kg bawang.