Disdik Depok Gembleng Siswa Pelaku Tawuran di Kelas Inklusi
Dinas Pendidikan Kota Depok akan memasukkan pelajar yang tawuran ke dalam kelas inklusi di beberapa sekolah tingkat atas negeri di Depok.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Dinas Pendidikan Kota Depok akan memasukkan pelajar yang tawuran ke dalam kelas inklusi di beberapa sekolah tingkat atas negeri di Depok. Kebijakan ini menanggapi tawuran antarpelajar di Depok yang semakin mengkhawatirkan.
Perlu diketahui, kelas inklusi adalah kelas bagi pelajar berkebutuhan khusus baik secara fisik, mental maupun kejiwaannya. Jika kelas inklusi yang ada dirasa kurang, maka akan dibuka kelas baru. Dalam beberapa bulan terakhir, sudah dua pelajar tewas akibat tawuran.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herri Pansila mengaku akan menerapkan kebijakan ini pada 2014, guna menghindari kembali terjadinya tawuran dan jatuh korban dari kalangan pelajar. Saat ini pihaknya sedang mendata sekolah yang pelajarnya kerap tawuran.
"Anak yang terlibat tawuran akan digabungkan dalam kelas inklusi yang ada di sekolah negeri. Ini adalah kelas khusus," kata Herri kepada wartawan di Balai Kota Depok, Jumat (15/8/2014). Mereka akan mendapatkan terapi sesuai kebutuhan yang diperlukan.
Herri memahami daya nalar dan fisik para siswa terlibat tawuran tidak bermasalah. Tapi secara psikologis mereka perlu mendapatkan bimbingan. Di kelas inklusi nanti, materi untuk mereka akan disesuaikan sesuai masalahnya.
"Pada intinya, anak yang terlibat tawuran tetap mendapapatkan pendidikan sesuai haknya. Terapis akan mencari tahu mengapa anak terlibat tawuran. Apakah anak yang terlibat tawuran karena tidak mendapatkan perhatian orang tua atau hal lainnya," papar Herri.
Peristiwa tawuran teranyar terjadi Rabu (13/8/2014). Wandi Setiawan (15), siswa SMK Baskara tewas dengan luka sabetan celurit di leher dan punggungnya. Polisi sudah menahan pelaku pembacokan, Syafwidi Adi Putra (17) yang juga siswa SMK Pancoran Mas.