Pengamat: Atasi Macet di Jakarta, Kurangi Jumlah pintu Tol
Menurut dia, keadaan tersebut justru menciptakan banyak titik kemacetan yang justru menghilangkan fungsi jalan tol itu sendiri.
Editor: Rendy Sadikin
![Pengamat: Atasi Macet di Jakarta, Kurangi Jumlah pintu Tol](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20131226_194044_jalan-tol-jorr-w2-siap-beroperasi.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerhati masalah transportasi, Danang Parikesit, menilai saat ini sudah terlalu banyak pintu tol di Jakarta, baik di pintu masuk maupun keluar tol. Menurut dia, keadaan tersebut justru menciptakan banyak titik kemacetan yang justru menghilangkan fungsi jalan tol itu sendiri.
Danang berpendapat, fungsi jalan tol utamanya adalah mengakomodasi pengguna kendaraan yang hendak menempuh jarak jauh, bukan jarak dekat.\
"Harusnya tol di Jakarta itu konsepnya toll to toll. Jadi bukan mengakomodasi kendaraan keluar masuk tol di dalam kota karena keberadaan pintu tol di dalam kota itu hanya menyebabkan kemacetan di jalan-jalan sekitarnya," kata Danang kepada Kompas.com, Minggu (24/8/2014).
Menurut Danang, banyaknya pintu di jalan tol dalam kota merupakan biang kerok utama kemacetan pada jalan-jalan di sekitarnya, seperti Jalan S Parman dan Gatot Subroto.
"Kita sudah punya pengalaman di pintu tol Semanggi 1 dan Semanggi 2, yang bukannya menambah rasio jalan, tapi malah membuat kemacetan di sekitarnya," ujar guru besar Universitas Gadjah Mada itu.
Karena itu, ia menyarankan beberapa hal untuk mengatasi permasalahan tersebut, yakni pengurangan jumlah pintu tol. Penghapusan sistem penjualan tiket manual di pintu-pintu tol juga perlu untuk memperlancar arus kendaraan dalam tol.
"Cara selanjutnya untuk mengatasi kemacetan di pintu tol adalah penerapan sistem elektronik, seperti GTO (gerbang tol otomatis) yang ada saat ini," ujarnya.