Ayah Ade Sara: Kedua Terdakwa Bersikap Angkuh Ketimbang Malu
Apa yang ada dipikiran mereka ketika melihat dua orang yang merenggut nyawa putrinya itu?
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sidang kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, dilaksanakan rutin tiap Selasa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Orang tua Ade Sara, Suroto dan Elisabeth, selalu hadir di tiap persidangan. Tiap minggu, mereka bertemu dengan terdakwa pembunuh anaknya, Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani.
Apa yang ada dipikiran mereka ketika melihat dua orang yang merenggut nyawa putrinya itu?
"Marah. Sedih karena dia sudah melakukan pembunuhan tapi kok tidak ada rasa penyesalan," ujar Suroto kepada Kompas.com, Selasa (16/9/2014).
Suroto kecewa kedua terdakwa malah bersikap tidak peduli kepada dia dan istrinya. Beberapa kali, Suroto dan Elisabeth pernah berpapasan dengan Hafitd dan Assyifa ketika mereka akan masuk ke ruang sidang.
Suroto yakin mereka tahu keberadaan orangtua Sara di depan mereka. Tapi, Hafitd dan Assyifa sama sekali tidak mau menyapa atau sekadar menatap Suroto dan Elisabeth.
"Dia malah acuh terhadap kami. Berpapasan pun tidak mau menyapa, ditanya tidak mau menjawab," ujar Suroto.
Awalnya, banyak orang-orang dekat Suroto yang menganggap bahwa Hafitd dan Assyifa pasti malu dan takut. Rasa malu dan takut itu lah yang mencegah mereka berdua untuk berani berhadapan langsung dengan orangtua Ade Sara.
Namun, Suroto beranggapan lain. Menurutnya, Hafitd dan Assyifa lebih menunjukan sikap angkuh dibandingkan malu dan takut.
Beberapa waktu, kepala mereka tengadah ketika melewati orangtua Ade Sara. Melihat hal itu, Suroto mengaku semakin sakit. "Orang malu sama angkuh kelihatan bedanya," ujar Suroto.
Suroto mengaku, sebenarnya dia dan istrinya tidak membenci Hafitd dan Assyifa. Suroto hanya kecewa belum merasa melihat penyesalan dari diri kedua remaja itu.