Seluk-beluk Bisnis Syahwat di Kamar Apartemen (1)
ukan untuk bertemu kerabat atau teman, melainkan seorang perempuan yang belum ia kenal.
Penulis: Abraham Utama
Editor: Rachmat Hidayat
*Pria Pelanggan Transfer Dana Gunakan Kode Unik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Boni (27) dua kali mengunjungi satu apartemen, sebut saja apartemen Plus, yang terletak di kawasan Jakarta Selatan, baru-baru ini. Bukan untuk bertemu kerabat atau teman, melainkan seorang perempuan yang belum ia kenal.
Sehari sebelumnya, pengacara muda ini baru saja melihat rupa perempuan itu melalui aplikasi Whatsapp di ponsel pintarnya. "Lumayan cantik, makanya saya mau," ujar Boni saat berbincang dengan Tribunnews.com dalam satu kesempatan minggu malam.
Boni tampil perlente. Berpenampilan layaknya karyawan swasta di bilangan kawasan pusat bisnis Sudirman, Jakarta.
Ia mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak, celana bahan berwarna hitam dan bersepatu pantovel hitam.
Lulusan universitas negeri ternama ini belum menikah. Ia masih sendiri. Gaji dan pengeluaran lainnya untuk diri sendiri, belum ada tanggungan. Penghasilannya belasan juta per bulan.
Dengan uang berlimpah, Boni dapat memiliki barang dan jasa yang ia ingini. Urusan pelayanan dari penjaja syahwat, ia dapatkan dengan membayar.
Pria berambut cepak ini mengaku mendapatkan informasi jasa pemuas birahi di hunian vertikal ini dari sebuah situs internet.
Website tersebut, kini, tak dapat lagi diakses karena diblokir berwenang. Menurut Doni, yang mengeksekusi pihak Kementerian Informasi dan Komunikasi.
Untuk mendapatkan informasi urusan syahwat ini, bukan persoalan gampang. "Harus jadi member dulu. Baru nanti dikasih nomor maminya," ungkap Dodi. Mami yang dimaksud Boni adalah germo atau penyalur atau perantara pekerja seks komersial (PSK) dengan calon pengguna.
Setelah terhubung dengan mami, pelanggan akan dikirimi foto sang wanita yang akan melayani. Setelah itu akan terjadi tawar-menawar calon pengguna dengan mami. Proses ini tak berlangsung lama.
Jika sudah cocok calon pengguna harus memberi tanda jadi. Boni diharuskan mengirimkan sejumlah uang dengan nominal tertentu ke rekening bank mami.
Disebut angka khusus, karena setiap mentransfer dana, wajib mengimbuhkan angka 569 di belakang nominal dana yang ditransfer. Misalnya uang yang disepakati Rp 300.000 hanya pengirim harus mentransfer dana sebesar 300.569. Tiga angka paling belakang merupakan kode unik yang akan digunakan si germo untuk mengidentifikasi Boni.
Besoknya, transaksi syahwat pun dituntaskan. Biasanya layanan dilakukan di kamar satu unit di apartemen Plus. Sebelumnya, Boni diinstruksikan menunggu di salah satu lobi menara apartemen Plus.
Ia tak dapat langsung naik ke kamar karena tidak mempunyai kartu akses. Kartu elektronik tersebut hanya dipegang penghuni apartemen Plus.
Seorang pemuda menjemput Boni di lobi, lalu menyerahkan kartu akses ke apartemen Plus. Sebagai imbalan bagi si kurir pengantar kunci dan kartu akses, Boni menyelipkan dua bungkus rokok kretek ke tangan kurir itu. Boni lalu naik seorang diri menggunakan lift apartemen.
Di luar biaya yang dikeluarkan kepada mami, pelanggan membayar Rp 700 ribu kepada si wanita.
"Total 700 ribu sekali pakai. Kalau mau dua kali, tambah 500 ribu lagi. Itu saya bayar ke dia, bukan ke maminya," ucap Boni.
bersambung...