Sapi Rp 300 Juta Sudah Laku Tujuh Ekor
Ruang pamer mobil tersebut, sejak 27 Agustus silam dirombak menjadi kandang bagi ratusan sapi.
Penulis: Abraham Utama
Editor: Rachmat Hidayat
Kostum SPG itu juga berganti-ganti di antaranya pakaian ala koboi dan pakaian ala Timur Tengah.
Menjelang Idul Adha tahun ini, sapi termahal yang dijualnya berharga Rp 300 juta per ekor. Sapi tersebut berjenis santa gertrudis. "Hingga sabtu ini, dari tujuh sapi santa sudah laku tiga," ujar Mayang.
Sapi santa yang ditawarkan Haji Doni memang berharga fantastis. Dengan harga sebesar itu, masyarakat bisa mendapatkan Honda Jazz RS Plus baru di Indonesia International Motor Show 2014 dan empat sepeda motor bebek.
"Yang beli biasanya pejabat atau pengusaha. Tahun ini tiga pembeli sapi santa adalah pengusaha, salah satu dari mereka adalah pemilik pom bensin," ujar Haji Doni.
Mall Hewan Qurban tidak hanya menargetkan segmen pasar premium. Mayang menuturkan, ada empat kelas sapi yang mereka tawarkan.
"Yang pertama kelas middle, kisarannya Rp 13 sampai 15 juta. Lalu ada kelas middle-up yang berkisar Rp 15-20 juta. Di atasnya, kelas premium. Harganya Rp 19-50 juta. Yang termahal kelas eksekutif. Kisarannya Rp 50-300," ucapnya.
Haji Doni menjamin kepuasan pelanggannya. Ia memberikan asuransi terhadap seluruh sapi yang dijualnya. Sapi yang terserang penyakit atau mengalami patah kaki saat pengangkutan bakal diganti dengan jenis yang sama.
Doni menjelaskan, seminggu sekali, dokter hewan dari dinas peternakan setempat mengecek kesehatan sapinya. Selain asuransi, harga jual yang dipatok Doni telah mencakup biaya perawatan dan pengiriman.
Pengiriman sapi biasanya dilakukan H-7 jelang Idul Adha. Tahun ini pembeli terjauhnya berasal dari Kuningan dan Sukabumi, Jawa Barat. Sebelum diangkut ke lokasi pembeli, Haji Doni tetap memberi pakan pada sapi-sapi tersebut.
Mengingat perusahaannya mengelola omzet yang besar, Haji Doni sejak 2010 mendigitalisasi seluruh dokumen termasuk data sapi-sapinya. Tablet yang dipegang Mayang digunakan untuk mengakses data sapi-sapi tersebut.
"Sapi kami sangat banyak. Bayangkan misalnya tertukar satu sama lain, pelanggan pasti akan kabur," jelasnya.
Di telinga kanan sapi-sapinya, Haji Doni menempelkan barcode yang berisi data jenis sapi, bobot, dan status kepemilikannya.
Sementara di telinga kiri digantung nomor urut sapi. Tak puas dengan usahanya, tahun depan Haji Doni berencana menjual unta jelang hari raya kurban.
"Kami sudah ajukan tahun ini, tapi sepertinya baru tahun depan mendapat izin," katanya.