Sopir Minta Pemprov Bangun Balai Uji Kir
Karena itulah para sopir truk boks terpaksa menunggu antrean tersebut hingga berjam-jam
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sopir truk di daerah Jakarta Utara berharap Pemprov DKI segera membangun Balai Uji KIR kendaraan bermotor yang baru. Hal itu sudah sangat mendesak.
Meski antrean truk yang hendak menguji kir tidak lagi mengular hingga ke luar Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Cilincing (PKB), Jakarta Utara. Namun antrean panjang masih terlihat di halaman dalam PKB Cilincing pada Kamis (9/10/2014) pagi.
Bahkan ratusan sopir kendaraan besar yang didominasi truk boks ini, sudah mengantre sejak Rabu (8/10) dini hari. Kepadatan kendaaran besar ini akibat limpasan dari PKB Kedaung Angke, Cengkareng, Jakarta Barat yang ditutup oleh Pemprov DKI Jakarta pada Rabu (23/7) lalu.
Karena itulah para sopir truk boks terpaksa menunggu antrean tersebut hingga berjam-jam. Regi (49) sopir truk boks bernopol B 9856 UXR menuturkan, sejak pukul 02.00 ia harus mengantre untuk menguji kir kendarannya. Sebab kepadatan kendaraan sudah terjadi sejak malam hingga dini hari.
"Sudah lama-lama nunggu dari jam 2 pagi saja, saya malah dapat antrean nomor 42," ujar Regi pada Kamis (8/10) pagi.
Menurut Regi, lambatnya proses pengujian kir di sini karena petugas harus mendata ulang kendaraan dengan mengisi kartu induk truk yang hendak diuji terlebih dahulu. Hal ini mengingat, truk boks yang ada di balai uji kir Cilincing, baru pertama kali menguji kendarannya di sana.
"Sebelumnya kami kan uji kir di Kedaung Angke, karena semua mobil boks dipindah ke sini jadi petugas bikin kartu induk terlebih dahulu," kata Regi.
Regi mengatakan, kartu induk merupakan berkas yang biasa dipegang petugas untuk mengetahui bahwa kendaraan tersebut pernah menguji kendaraan di sana. Oleh karenanya, lanjut Regi, ia meminta agar pembuatan kartu induk dipercepat.
"Saya nggak tahu persis berapa lama pembuatan kartu induk, tapi pembuatan kartu itu memperlambat proses pengujian kendaraan," kata Regi.
Regi melanjutkan, proses pengajuan uji kir di sini lebih ketat dibandingkan di Kedaung Angke. Di sini, kata Regi, sebelum kendaraan masuk ke gerbang uji kir setiap kernet diwajibkan turun dari mobil. Lalu kernet-kernet itu diminta menunggu di luar balai uji kir. (Fitriandi Al Fajri)