Sopir Angkot Belum Pastikan 'Tarif Baru' untuk Penumpangnya
Dampak dari kenaikan harga BBM tersebut direspon sopir angkutan umum.
Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak di Istana Negara. Masyarakat merespon kenaikan harga BBM dengan mengantre di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, antrean kendaraan baik roda dua dan roda empat mengular di Jalan Palmerah Utara, Jakarta, Senin (17/11/2014). Dampak dari kenaikan harga BBM tersebut direspon sopir angkutan umum.
Danu (32), sopir angkotan kota jurusan Kebayoran Lama - Tanah Abang mengaku kecewa atas kebijakan tersebut. Menurutnya, kenaikan harga BBM akan berdampak pada angkutan umum.
"Kalau harga BBM naik, pasti setoran juga naik dan ongkos pasti juga naik," kata Danu.
Hingga kini, Danu belum bisa memastikan berapa kisaran ongkos yang ditetapkan bagi penumpang. Beberapa hari ke depan, Danu mengatakan akan menerapkan tarif lama sebelum adanya kepastian kenaikan tarit angkutan.
"Misalnya Kebayoran sampe Tanah Abang dari Rp5.000 bisa menjadi Rp6.000 atau Rp7.000," ucap Danu.
Pandangan yang serupa juga disampaikan sopir angkot Kebayoran Lama - Tanah Abang lainnya yaitu Tasori (40). Ia mengaku belum mengetahui berapa kisaran kenaikan harga BBM tersebut. "Pasti ongkos jadi naik kemungkinan naik Rp1.000," ujar Tasori.
Sebelumnya, Tasori menyetorkan uang angkutan kepada pemilik sebesar Rp150 ribu. Menurutnya, uang setoran kepada pemilik akan bertambah mengingat akan naikknya tarif angkutan kota.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Jokowi menetapkan harga baru BBM akan berlaku pada pukul 00.00 WIB terhitung sejak 18 November 2014.
"Harga premium ditetapkan dari Rp6.500 menjadi Rp8.500. Harga solar ditetapkan dari Rp5.500 menjadi Rp7.500," kata Jokowi.